"Halo semuanya! Bertemu lagi dengan aku, Jenny. Di video ini, akan ada yang spesial. Biar kuperkenalkan kalian kepada orang yang istimewa buatku. Ini Alice. Kami adalah sepupu, tetapi buat satu sama lain, kami sudah seperti saudari kandung," jelas Jenny kepada lensa kamera. Alice duduk di sampingnya dengan gugup, tidak terbiasa menjalankan aktivitas yang direkam. "Nah, Alice, coba ceritakan sedikit tentangmu kepada para pemirsa!"
Alice menelan ludahnya, berusaha melumasi kerongkongannya yang mendadak kering. "Hai, aku Alice. Sama seperti Jenny, aku juga mahasiswi tahun pertama di Korea Selatan. Kami juga teman sekamar ... dan, uhm ... aku ...." Alice melirik kepada sepupunya yang rupanya sudah lebih dulu melempar tatapan untuk memberi semangat.
"Aku sangat suka bermain gitar dan piano," jelas Alice.
Jenny mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau begitu, bagaimana jika di video kali ini, aku dan Alice memainkan sebuah lagu untuk kalian?"
Alice melotot kepada Jenny sambil berusaha membelakangi kamera. Tatapannya seolah berkata 'Jenny, apa yang sedang kaulakukan?!' Jenny sendiri tidak memedulikan pelototan dari sepupu kesayangannya. Dia malah memasang senyum yang dibikin semanis mungkin, kentara dibuat-buat. "Nah, Alice. Ayo ambil gitarmu, kita akan berikan pertunjukan yang sangat bagus untuk pemirsa.
Alice mengambil gitarnya yang ada di kepala ranjangnya. Dia lalu kembali ke tempat duduk semula dan memangku benda itu. "Nah, Alice, lagu apa yang sebaiknya kita mainkan?"
"Listen dari Beyonce?" usul Alice.
"Boleh juga."
Alice mulai memainkan gitar sementara Jenny bernyanyi. Tidak disadari oleh Alice bahwa dirinya tidak secanggung tadi. Dia bahkan lupa ada kamera karena begitu menikmati suara Jenny yang merdu. Ketika lagu mereka selesai, Alice kembali diingatkan bahwa video ini nantinya akan ditonton oleh orang asing. Mendadak rasa gugupnya kembali.
"Bagaimana? Lumayan menyenangkan, kan?" tanya Jenny setelah selesai dengan proses merekam. Setelah ini, merupakan bagiannya sendiri untuk mengedit sebelum diunggah ke Youtube. "Bagaimana kalau lain kali kau bergabung lagi?"
Menggelengkan kepala, Alice berdecak. "Jangan lupa janjimu untuk mentraktirku makan dan es krim," ingatnya.
"Tenang saja. Kau benar-benar takut, ya, kalau aku sampai lupa?"
Alice hanya menertawakan wajah cemberut sepupunya.
"Jenny, Alice, mau ikut tidak nanti malam?" ajak Cindy dari ambang pintu. Pintu kamar mereka memang sejak tadi terbuka lebar, makanya Cindy tidak mengetuk. Gadis itu berdiri santai dengan sebungkus keripik kentang yang sudah terbuka di tangan kirinya. Tangan kanannya menyuapkan isi kemasan ke mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All These Little Things
General FictionSiapa yang mau dilahirkan menjadi 'anak haram'? Alice tentu tidak menginginkan terlahir dengan predikat tersebut. Namun, kelahirannya yang terjadi di luar nikah, mau tidak mau membuatnya dipandang sebagai 'anak haram'. Saat ibunya meninggal, tekad...