Alice
Alice benar-benar menyesal telah menolak tawaran ayahnya untuk mengantar pulang. Pertama kali dia mengalaminya, sesuatu yang sebelumnya hanya dibaca di berita atau dilihat di drama dan film. Berdiri di dalam kereta bawah tanah yang padat penumpang, Alice merasakan tangan seseorang meraba punggungnya dan perlahan semakin turun. Saat merasa tangan itu nyaris menyentuh celana yang dipakai, rasanya Alice ingin menangis. Dia sejak tadi ingin sekali berteriak, tetapi karena ketakutan yang mencengkramnya, Alice tidak bisa menemukan suaranya.
"Ahjussi, apa yang kaulakukan kepada gadis ini? Tidakkah kau malu menyentuh gadis muda yang pantas jadi putrimu?!" Alice mengenali suara pria ini.
Dengan pandangan yang buram karena air mata yang menggenang, Alice melihat sosok Daehyun mencengkram pergelangan tangan seorang pria yang tampak berusia empat puluhan tahun. Rambutnya botak di tengah dengan tubuh kerempeng, memakai jaket tebal meski bukan musim dingin. "A—aku tidak melakukannya! Jangan seenaknya menuduh!"
Tiba-tiba seoran gadis berkacamata tebal dan rambut dikucir ekor kuda maju. Tangannya gemetar saat menunjukkan layar ponsel miliknya. "Aku merekam perbuatanmu, Ahjussi. Kau meraba-raba tubuh gadis ini!"
"Bocah sialan! Kemarikan benda itu!" Pria botak tadi mencoba merebut ponsel dari tangan gadis yang membela Alice. Daehyun dengan sigap sekali lagi menangkap tangan si laki-laki mesum.
"Maafkan aku karena tadi hanya diam." Gadis itu menunduk meminta maaf kepada Alice saat mereka sudah turun dari kereta. Orang yang tadi melecehkan Alice telah ditangani oleh petugas keamanan stasiun.
Melihat gadis itu gemetar meski hanya berdiri di depannya, membuat Alice sadar bahwa dia sebenarnya penakut. Bahkan untuk mengkonfrontasi si tua tadi, gadis ini pastilah mengumpulkan segala keberaniannya. Oleh karena itu, meski kesal karena tidak ditolong, Alice mencoba untuk memaafkan. Setidaknya, gadis ini membantu sehingga mereka memiliki bukti video.
"Lupakan saja. Terima kasih sudah merekam perbuatan orang tadi, sehingga dia tidak bisa berkelit."
Daehyun kembali lagi ke tempat Alice setelah tadi mengikuti petugas keamanan yang membawa pelaku. "Kau tidak apa-apa?" tanya laki-laki itu. Meski dia bertanya seolah cemas, raut wajah datarnya tidak menunjukkan kekhawatiran barang sedikit pun. Setelah Alice mengangguk lemah, dia beralih kepada gadis yang membantunya. "Terima kasih untuk bantuanmu."
"I—itu bukan apa-apa, kok," jawabnya terbata. Berbicara dengan pria tampan seperti Daehyun membuat gadis bertubuh pendek itu semakin gugup. "Kalau begitu, aku permisi." Dia membungkukkan tubuhnya dan berlalu.
"Terima kasih," bisik Alice kepada Daehyun. Dua kali sudah pria ini menyelamatkan Alice dari situasi yang membuatnya tertekan. Yang pertama, bahkan bisa dikatakan bahwa Daehyun sudah menyelamatkan nyawa Alice karena itu adalah situasi yang berbahaya. Alice benar-bear beruntung ditolong lagi oleh pria bertubuh tinggi tersebut, tetapi dia takut suatu saat keberuntungannya akan habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
All These Little Things
General FictionSiapa yang mau dilahirkan menjadi 'anak haram'? Alice tentu tidak menginginkan terlahir dengan predikat tersebut. Namun, kelahirannya yang terjadi di luar nikah, mau tidak mau membuatnya dipandang sebagai 'anak haram'. Saat ibunya meninggal, tekad...