Author's note:
Ada yang nonton drama Haechi juga, gak? Saya lagi suka banget sama sageuk satu ini. Apalagi yang main, calon suami saya, Jung Ilwoo. Hihi. Dengerin ost nya di media sambil baca chapter ini.
Oh iya, ajak teman-teman kalian untuk baca cerita Alice, ya. Terima kasih banyak sebelumnya.
.
.
.
.
.
.
"Alice!" panggil Jiho saat mereka keluar dari kelas yang sama.
Alice memejam matanya karena tertangkap basah. Padahal, dia sengaja menghindari pemuda tampan tersebut sampai sengaja datang belakangan dan duduk di tempat yang jauh darinya. Menahan kesal, Alice pun memasang senyum palsu. "Ya, Sunbaenim?"
Jiho
"Aku mau mentraktirmu makan siang. Kau tidak ada kelas, kan setelah ini?"
Ingin sekali Alice menghindar. Namun, dia takut pemuda ini tersinggung jika dia terus menolak. "Boleh." Meski berat hati, Alice tidak menunjukkan keberatannya.
"Kau ingin makan di mana?" tanya Jiho.
"Subway?" usul Alice. Selain tempatnya yang dekat dengan kampus, Alice sudah lama tidak makan makanan cepat saji.
Selama berjalan kaki ke restoran tersebut, Jiho berusaha menarik minat Alice dengan mengajak mengobrol. Alice menjawab singkat-singkat, sekadar bersikap sopan. Makanya, ketika bangunan yang dituju sudah terlihat, bukan main leganya Alice. Langkahnya makin cepat memasuki Subway, ingin segera menyelesaikan urusannya dengan sang kakak tingkat. Jiho mengira Alice sangat lapar.
Alice mengunyah dengan cepat roti isi ham sepanjang lima belas sentimeter yang dipesannya. Ini membuat Jiho sungguh mengira Alice benar-benar kelaparan. Yang ada di pikiran Alice, bagaimana secepatnya pergi dari sini. Firasat Alice mungkin salah, tetapi menurutnya, Jiho menyukainya. Dan bagi Alice, ini mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All These Little Things
General FictionSiapa yang mau dilahirkan menjadi 'anak haram'? Alice tentu tidak menginginkan terlahir dengan predikat tersebut. Namun, kelahirannya yang terjadi di luar nikah, mau tidak mau membuatnya dipandang sebagai 'anak haram'. Saat ibunya meninggal, tekad...