Pria yang duduk di balik meja kerja itu melihat kepada Alice selama beberapa saat. Dia kemudian mengangguk sekali dan bangkit dari kursinya. "Kau putrinya Claire?"
Mata Alice bertaut dengan netra gelap laki-laki berusia pertengahan lima puluh tersebut. Meski usianya sudah senja, Ilsung terlihat lebih muda dari usia aslinya. Melihatnya dari dekat, Alice merasa pria ini lebih seperti empat puluhan. "Ya. Claire Brown adalah ibuku. Anda mengenalnya?" Alice tidak langsung mengatakan bahwa Claire mengatakan Park Ilsung adalah ayahnya.
"Mengenal? Aku lebih dari mengenalnya. Katakan kepadaku, bagaimana kabar ibumu?" Ilsung berdiri, setengah duduk di mejanya dengan lengan tersilang di dada. "Apa dia sudah memiliki pasangan lagi?"
"Ibuku tidak memiliki kekasih atau suami hingga akhir hayatnya," jawab Alice tersenyum getir.
Mata Ilsung membelalak karena kaget. "Claire ... sudah meninggal?"
Alice mengerjapkan mata, berusaha agar tidak menangis saat menceritakan tentang wanita yang dia sayangi tersebut. "Hampir sebelas tahun lalu. Kanker."
Pria itu menunjukkan kesedihan di wajahnya. Ekspresi yang tidak bertahan lama karena dia langsung menggantinya dengan wajah yang datar. "Aku turut berduka cita. Dia benar-benar wanita yang baik. Sayang sekali dia harus pergi di usia yang muda, meninggalkan putrinya sendiri—"
"Ibuku ..., dia mengatakan bahwa Park Ilsung adalah ayahku. Apakah ... Anda yang dimaksudnya?" Alice kali ini membiarkan sebulir air mata melintasi pipi kirinya.
Wajah muram tadi kembali lagi ketika Alice menyebutkan hal tersebut. Kali ini, pria itu malah terlihat seperti akan menangis. "Dia mengatakan itu kepadamu?"
"Ya," kata Alice.
"Berapa usiamu?"
"September mendatang, aku akan menginjak usia 20 tahun," jawabnya mantap. "Menurut perhitungan internasional," tambahnya lagi. Gadis itu sesuatu dari tasnya. "Ibuku menulis ini saat dirinya sudah tidak mampu lagi bangun dari tempat tidurnya. Tetapi, aku baru membacanya tahun lalu."
Ilsung menerima amplop putih yang diulurkan oleh Alice. Dia membuka dan membaca deretan demi deretan kata yang diuntai oleh wanita yang sedang sekarat. Seperti Alice, Park Ilsung lantas membiarkan pertahanannya bobol saat tidak mampu membendung air mata. "Oh, my dear Claire," bisiknya tanpa terdengar oleh Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
All These Little Things
General FictionSiapa yang mau dilahirkan menjadi 'anak haram'? Alice tentu tidak menginginkan terlahir dengan predikat tersebut. Namun, kelahirannya yang terjadi di luar nikah, mau tidak mau membuatnya dipandang sebagai 'anak haram'. Saat ibunya meninggal, tekad...