Hana membersihkan meja bekas tamu yang sudah pergi sejak tadi. Kedai kopinya baru saja tutup bersamaan dengan jarum panjang jam yang melewati angka enam. Pukul setengah sepuluh malam, waktunya kedai kopi Swift, tempatnya bekerja mengakhiri hari. Suara bel pintu, menandakan pengunjung yang baru tiba membuat Hana berhenti dan berkata, "Maaf, Pelanggan. Tokonya sudah tutu—"
Mata Hana membelalak lebar melihat siapa yang berdiri di depannya. Park Jinwoo melepas topi dan masker yang digunakan. "Katakan kepada Joseph, aku yang berkunjung." Joseph adalah nama pemilik kafe tersebut, orang asing yang sudah lama tinggal di Seoul karena menikah dengan wanita Korea.
"Ba—baik." Hana tergagap.
Dia langsung menaiki tangga, tempat di mana bosnya tersebut beristirahat. Kebetulan sekali Joseph masih berada di tokonya. "Sajangnim," panggil Hana kepada pria berambut putih di hadapannya.
"Ya, Hana?" tanyanya.
"Park Jinwoo ... selebriti itu—"
"Dia datang?" kekeh Joseph. "Ah, ini pasti aneh bagimu karena kau baru bekerja di sini. Jinwoo sering kemari saat kafe tutup, agar tidak ada yang mengganggu. Biarkan saja dia. Kau boleh pulang setelah selesai berberes. Biar aku yang nanti menutup kafe nanti."
"Baik," kata Hana kembali turun.
Pandangan Hana bertemu dengan Jinwoo yang duduk memandangi ke luar jendela kaca. Pria itu hanya diam saja lalu melihat kepada Hana. "Kau pegawai baru?"
Hana sedikit kecewa karena Jinwoo tidak mengingatnya. Meski demikian, dia menyadari bahwa dirinya hanya satu dari ribuan bahkan mungkin jutaan penggemar Jinwoo. Setidaknya, aku beruntung bisa sekali lagi melihat dia dari jarak sedekat ini, hiburnya dalam hati. Senyum lebar terpampang di wajah mungil gadis itu manakala dia menjawab, "Iya. Aku pegawai baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
All These Little Things
Ficción GeneralSiapa yang mau dilahirkan menjadi 'anak haram'? Alice tentu tidak menginginkan terlahir dengan predikat tersebut. Namun, kelahirannya yang terjadi di luar nikah, mau tidak mau membuatnya dipandang sebagai 'anak haram'. Saat ibunya meninggal, tekad...