tigabelas;

119 29 27
                                    

[Vote and Comment]

Jika kebersamaan adalah segala hal yang membuat seseorang itu tetap tinggal,
lalu apakah sebuah rasa akan menjadi si bedebah yang memisahkannya?

.grey.

"Boleh aku menciummu?

"Aldo, tapi kau sudah─"

"Aku mencintaimu, Ness."

"Sudah lama. Sudah sangat lama."

"Sejak kita pertama kali bertemu."

Finessa memalingkan wajahnya. Matanya terasa panas. Apa yang ia takutkan kini terjadi. Finessa terjebak dalam permainannya sendiri.

Bayangan wajah kecewa Pangeran menghampirinya. Dan meskipun belum bertemu, Finessa seakan bisa merasakan apa yang dirasakan kekasih Aldo jika mengetahui kekasihnya baru saja menyatakan cinta pada Finessa.

Rasa sakitnya melebihi rasa sakit Finessa ketika gagal menikah.

Finessa menghapus airmatanya yang keluar tanpa ia minta. Menelan pahit-pahit kenyataan bahwa ia telah menjelema menjadi pemeran antagonis dalam hubungan Aldo dan kekasihnya.

Sebut saja Finessa wanita brengsek yang merebut milik orang lain.

Dan sebut saja Finessa si pendusta. Menuduh Pangeran berselingkuh, padahal dirinya sendiri yang membuat kekasih orang lain mendua.

"Mengapa jadi seperti ini, Do? Ini tidak benar."

Sebagian otaknya menampik bahwa ini adalah kesalahan.

Namun sebagian dari otaknya lagi bersorak gembira, cinta Finessa tidak bertepuk sebelah tangan.

Ya, Finessa cinta Aldo.

Entah dimulai sejak kapan. Yang jelas, Finessa ingin selalu berada didekat Aldo.

Finessa suka cara bekerja jantungnya yang berubah menjadi serakah kala ia menatap mata Aldo. Finessa suka bunga-bunga yang memenuhi rongga perutnya ketika Aldo tersenyum. Finessa suka saat suara Aldo melantunkan namanya.

Dan Finessa suka saat semesta seakan ikut mendukung keegoisannya untuk tetap bersama Aldo, meskipun Aldo sudah jadi milik orang lain.

Lalu, apa kali ini ia salah jika dirinya ingin memiliki Aldo seutuhnya?

"Apa yang salah? Ini sama sekali tidak salah, Ness."

"Kau sudah dimiliki orang lain, Do. Itu yang salah."

Tangis Finessa semakin menjadi. Seluruh tubuhnya bergetar hebat. Dadanya terasa sesak. Bahkan untuk sekedar bernafas saja Finessa merasa kesusahan.

"Aku dan Jenny sudah berakhir."

Finessa menatap mata Aldo lekat. Mencari letak kebohongan disana.

Tapi, ia tidak menemukannya.

Apa itu benar?

"Bohong!"

Aldo dan Finessa sama-sama mencari suara sumber lain selain mereka.

Dan menemukan Jenny tengah berdiri di bawah sana.
"Jenny?"

"Aldo bohong! Kita tidak pernah berakhir. Dia milikku!"

Finessa memalingkan wajahnya. Tidak sanggup menatap Jenny yang kini mulai menangis. Menekan kuat dadanya yang semakin teriris.

Apakah ini akhirnya?

Tidak adakah lagi kesempatan Finessa untuk tetap bersama Aldo?

Apakah ini hukuman untuknya? Karna ia telah serakah.

Grey; [Changsub] ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang