[Vote and Comment]
Mengakhiri sebuah rasa untuk seseorang tidak sesederhana mengucapkan selamat tinggal.
Apa pun yang kau katakan, perasaan yang ada tidak akan pergi hanya karena kau menginginkannya..grey.
Di luar sedang hujan, angin juga lagi kencang-kencangnya. Di temani lantunan musik yang saat ini tengah digandrungi bocah beranjak remaja, Finessa berjalan casual melewati meja demi meja agar sampai tepat dimana seorang gadis cantik tengah menunggunya.
"Maaf terlambat."
Yang diajak bicara hanya tersenyum ramah. Mempersilahkan Finessa duduk lalu memesan dua cangkir latte panas.
"Finessa?"
Anggun.
Adalah kalimat pertama yang Finessa ucap didalam hatinya.
Wajah dengan tipis polesan make up dan dress hitam tanpa lengannya membawa aura anggun yang sangat kental. Untuk sejenak Finessa dibuat terkagum.
"Dan, Jenny?"
Wanita itu mengangguk lemah. Senyumnya masih bertengger dibibir merah padamnya.
Finessa membalas senyum Jenny, lalu menyesap sedikit latte yang telah wanita itu pesankan.
"Ada perlu apa?"
Jenny menggelengkan kepalanya, ikut mulai menyesap latte miliknya.
"Bagaimana keadaan Aldo?"
Finessa sedikit terperanjat ketika wanita itu menyebutkan satu nama yang paling ia khawatirkan.
"Dia baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir."
Ucap Finessa dengan nada yang ia buat selembut dan setenang mungkin.
Indra pendengarannya sedikit merasa terusik ketika lagu sudah memasuki reff pertamanya.
A black shadow awakens in me ,
fireworks erupt in my eyes that see you
Everyone get away from her side
because I’ m getting a bit more ferocious.Ia bukan gadis kuno yang tidak tau lagu ini. Tentu ia sangat hapal betul. Beserta arti dari liriknya.
Dan ketika matanya bertubrukan langsung dengan mata biru laut milik Jenny, aura mengerikan terpancar.
Perpaduan arti lirik dan tatapan misterius milik Jenny membuat bulu kuduknya meremang seketika.
"Apa maumu?"
Jenny terkekeh. Tidak menyangka bahwa Finessa akan secepat ini menangkap maksudnya. Baiklah, Jenny akui jika Finessa bukan gadis sembarangan.
"Tinggalkan Aldo."
Dan kali ini Finessa lah yang terkekeh. Meskipun Jenny bisa melihat adanya pancaran kekhawatiran dimata Finessa, namun gadis itu cukup pandai untuk berkilah.
"Dan membiarkanmu melukainya lagi dan lagi? Dalam mimpimu, Jenny!"
Nafas Finessa menggebu, matanya mulai menampakkan kilatan amarah. Membuat Jenny semakin tertarik.
"Aldo milikku. Kau tidak punya hak untuk menahannya."
"Aku tidak menahannya. Aldo lah yang mendatangiku."
Bibir Jenny terkatup rapat. Tatapan matanya semakin tajam menembus lentera hitam kelam milik Finessa.
My eyes get sharper, the tension feels like it could cut someone
If I embrace you right now
and your surroundings, Baby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey; [Changsub] ✓✓
Fiksi PenggemarSince meeting you, I actually began wishing for.... more time. I want more time with you. C; Beya 2019-2020