delapan;

165 29 11
                                    

[Vote and Comment]

Every time I see you, I die a little more
It's obvious you're meant for me
Every piece of you, it just fits perfectly
Every second, every thought, I'm in so deep.

.grey.

Finessa keluar kamar dan tidak mendapati Aldo di sofa miliknya, juga seluruh ruang tamu nya. Membuat gadis yang sudah lengkap dengan pakaian kerjanya itu sedikit khawatir.

Terakhir kali ia bertemu dengan Aldo, pria itu dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Lalu sekarang, kemana ia pergi?

Namun rasa khawatirnya itu tidak berlangsung lama saat indra pendengarannya menangkap suara gaduh dari arah dapur.

Maka satu senyum terlukis indah di bibirnya.

Dan benar saja, Aldo ada di sana.

Sedang sibuk dengan alat memasaknya.

"Aldo, apa yang sedang kau lakukan?"

Finessa berjalan mendekati pria itu. Aldo berbalik guna melihat Finessa sekilas. Lalu kembali fokus pada pisau potongnya.

"Membuatkanmu sarapan."

Gadis itu menaikkan sebelah alisnya. Aldo bisa memasak?

"Kau bisa memasak?"

Kali ini Finessa sudah ada di samping Aldo. Mencomot sebuah tomat cherry lalu mulai memakannya.

"Memangnya apa yang tidak bisa aku lakukan?"

"Sombong sekali."

Aldo terkekeh pelan. Sepertinya menggoda Finessa akan ia tambahkan ke dalam daftar hobinya.

"Apa yang ingin kau masak?"

"Pasta."

Finessa berjalan menjauhi Aldo dan berhenti tepat di meja makan. Menarik salah satu kursi, lalu duduk manis menunggu Aldo.

"Kau sudah akan pergi bekerja?"

Finessa berdehem pelan sebagai jawaban.

"Apa pekerjaanmu kalau aku boleh tau?"

Gadis itu menyeringai jahil.

"A lawyer."

Maka Aldo menghentikan kegiatan memotongnya. Menatap Finessa tidak percaya.

"Kau tidak sedang melucu kan?"

"Memangnya aku terlihat seperti sedang melucu, ya?"

"Tidak juga."

"Aku memang seorang lawyer. Kalau kau tidak percaya, kau bisa mendatangi kantorku."

Aldo menggeleng-gelengkan kepalanya lalu kembali fokus pada pekerjaannya yang sempat tertunda tadi.

"Berapa usiamu?"

"Dua puluh lima. Kau sendiri?"

"Tahun ini dua puluh sembilan."

Finessa mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Sudah usia matang untuk menikah. Kapan kalian akan menikah?"

Lagi, Aldo menghentikan kegiatannya hanya untuk menatap Finessa.

"Aku tidak berencana menikah."

"Kenapa tidak? Usiamu sudah matang, calon sudah ada, karirmu juga sukses. Apalagi yang kau tunggu?"

"Aku hanya tidak ingin saja."

Finessa memutar bola matanya malas. Menyenderkan kepalanya pada penyanggah kursi dan menatap kosong ke langit-langit dapur.

Grey; [Changsub] ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang