Epilog;

135 20 4
                                    

[ Happy Reading ]

It was like a scene from a book I’ve read. It was like a modern-day fairytale but I knew, it was the kind of thing that won’t last forever. Stories needed to end too.

.grey.

Lima tahun berlalu begitu cepat. Melewatkan banyak kisah yang tak terduga.

Jatuh.

Bangun.

Cinta.

Dan Luka.

Semua telah di lewatinya dengan tidak mudah.

Air mata.

Dan gelak tawa.

Sebagai bayaran untuknya berada di sini.

Di lima tahun kemudian.

"Apa aku terlihat cantik?"

Tanya seorang gadis cantik. Duduk manis di hadapan pria yang sedang berlutut menggenggam erat tangannya yang dingin.

"Kau yang tercantik, Bell."

Bella tersenyum, mengelus lembut pipi pria itu.

"Terimakasih, Eran."

"Untuk segalanya."

Pangeran tersenyum. Kembali mengelus pipi Bella yang mulai di jatuhi air mata.

"Terimakasih juga sudah mau berjuang bersamaku, Bell."

"Mengungkap kebenaran di balik kematian Ibu."

Bella mengangguk lemah. Langsung menubruk tubuh Pangeran untuk ia dekap dengan erat.

"Aku bahagia. Sangat bahagia."

"Tentu kau harus bahagia."

Bella melepaskan pelukannya. Menatap mata Pangeran yang juga mulai berkaca.

"Apa kau bahagia, Eran?"

Pangeran tersenyum dan mengangguk.

"Aku sangat bahagia melihat adik kecilku ini akan segera menikah dalam beberapa menit lagi."

Sedikit memberi cubitan pada pipi Bella, air mata Pangeran kini telah jatuh.

"Ah.... Aku tidak menyangka kau mendahuluiku, ck."

Pangeran terkekeh, membuat Bella memukul lengannya pelan.

"Yaa! Makanya kau cepat cari calon istri sana."

Pangeran terdiam. Menatap sang adik kecilnya sekali lagi, sebelum berdiri dan mengelus puncak kepala Bella.

"Sampai bertemu di Altar, adik."

Ucapnya sebelum berjalan menuju arah pintu.

Grey; [Changsub] ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang