sebelas;

128 32 8
                                    

[Vote and Comment]

If there is a chance I can grab your arm,
I could even go to the end of the world.

.grey.

"Berapa usiamu?"

Pangeran benar. Tidak selamanya perpisahan harus berakhir buruk. Meskipun hubungannya telah selesai, mereka masih punya pilihan untuk berteman.

Dan seperti yang Pangeran minta, Finessa memilih untuk mengubah hubungan mereka menjadi pertemanan.

Rasanya memang sulit, namun jauh lebih baik dari pada harus hidup dalam penyesalan.

Maka, disinilah Finessa berada. Duduk bersama gadis cantik yang senyumnya seperti anak kucing.

Adik Pangeran.

"Delapan belas tahun."

"Namamu?"

"Berliana William."

"Kau pasti Finessa, kan?"

Finessa menganggukkan kepalanya.

"Jadi Berliana, ada apa kau mengajakku bertemu?"

Gadis yang berponi itu sedikit membenarkan duduknya. Mengangkat tangan tinggi-tinggi untuk menguncir sebagian rambutnya yang ia anggap mengganggu.

"Panggil Bella saja."

Finessa memperhatikan setiap gerak yang dilakukan Bella. Sangat mencerminkan gadis remaja. Bagaimana bisa ia mengira bahwa Bella adalah selingkuhan Pangeran? Kalau mengingatnya, rasanya Finessa ingin tertawa keras.

"Pangeran ingin aku bertemu denganmu."

Finessa mengangkat alisnya sebelah.

"Siapa kau bilang?"

"Pangeran."

"Yaa! Tidak sopan sekali."

Bella tertawa melihat raut wajah kesal Finessa. Menyeruput lemonade miliknya, Bella melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tidak sopan bagaimana maksudmu?"

Finessa menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya pada tutur kata Bella.

"Pangeran sepuluh tahun lebih tua darimu. Setidaknya kau memanggilnya dengan embel-embel kakak, Bella."

Bella tertawa lagi. Benar kata Pangeran, Finessa adalah gadis yang unik dan, menawan.

"Kau tau? Usianya saja yang banyak tapi soal kelakuan, Pangeran adalah seorang bayi."

"Baiklah kembali ke inti mengapa aku mengajakmu bertemu."

"Finessa, Pangeran sakit."

Sontak Finessa terdiam ditempatnya.

"Dan setiap tidur dia selalu mengigau namamu. Aku lelah mendengarnya. Jadi, bisakah kau temui dia?"

Finessa tidak menjawab. Masih membisu untuk beberapa saat.

Pangeran sakit.

Mengigaukan namanya.

Seharusnya, semua telah selesai kan?

Seharusnya, semua akan jadi lebih mudah.

Dan seharusnya, Finessa tidak perlu lagi memperdulikan Pangeran.

Tapi, kenapa Finessa malah menyetujui ajakan Bella?

"Baiklah. Ayo. Aku ingin menjenguk temanku."

Grey; [Changsub] ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang