Grey; [Changsub] ✓✓

dua;

[Vote and Comment]

I feel like my heart is stuck in bumper to bumper traffic, I'm under pressure,
Cause I can't have you the way that I want.

.grey.

"Kau tertawa, huh?"

"Bodoh. Kau mudah sekali ditipu."

Aldo sibuk memegangi perutnya yang sakit akibat menertawakan Finessa. Sedangkan Finessa sudah akan memukul Aldo sebelum usahanya digagalkan oleh pria itu.

Aldo kembali duduk manis di kursinya. Menuang minuman ke dalam gelas untuk ia sesap habis. Tenggorokkannya terasa kemarau.

"Ingin ku beri tau rahasia?"

Finessa menatap Aldo dengan pandangan menyelidik. Tidak mau tertipu untuk kali kedua.

Aldo berdehem sebentar, memutar kursinya untuk kembali berhadapan dengan Finessa.

"Aku bisa melihat masa depan seseorang."

Lantas kini gantian Finessa yang terbahak. Matanya yang menghilang ketika ia tertawa mampu menarik perhatian Aldo. Ia hanyut dalam tawa Finessa.

"Cantik."

"Kau cantik, Finessa."

"Apa?"

Finessa mencoba menghapus airmatanya akibat kelelahan tertawa. Memfokuskan tatapannya kepada Aldo yang juga menatapnya intens.

"Pria itu tidak pantas untukmu."

"Pangeran maksudmu?"

Aldo mengangguk lemah. Ekspresinya tampak serius dan misterius. Lagi-lagi mampu mengelabui Finessa.

"Tunanganmu tidak pernah mencintamu, Finessa."

Dan untuk yang kedua kalinya Finessa tertawa. Merasa lucu dengan semua yang Aldo katakan.

"Baiklah, aku menyerah. Kau memang pelawak handal, Rafliga."

Finessa memukul-mukul lengan Aldo pasrah. Sudah tidak punya tenaga lagi untuk tertawa.

"Tapi aku sedang tidak melawak. Aku serius."

Maka Finessa menghentikan kegiatannya. Membidik manik Aldo dengan satu garis lurus bersama maniknya, Finessa merasa tersesat disana.

Tatapan Aldo begitu dalam. Seakan mengajaknya berpetualang jauh ketempat yang Finessa pun tidak tau dimana.

Seperti ada magnet yang menariknya untuk masuk ke dalam sana. Membuat Finessa tersesat hingga kehilangan arah.

Jantungnya berdebar kencang. Tidak seperti biasanya.

Ia panik.

Entah untuk apa dan mengapa.

"Tinggalkan dia. Dan berpalinglah kepadaku."

Bahkan aku tidak pernah memikirkan bahwa lelucon yang ku buat waktu itu akan berdampak menjadi nyata untuk kehidupan Finessa di tahun berikutnya.

Dan saat itulah, cerita kita dimulai.