"Ra, tinggal dua minggu lagi ni pengenalan kampus dimulai. Apa sebaiknya kita beli barang-barang untuk keperluan kuliah sekarang?" Tanya Ell usai menghitung hari pada kalender kecil di atas meja.
"Oke, yuk! dari pada kita undur lagi waktunya."
Kami berdua membersihkan ruangan dan berkemas untuk pergi pagi ini. Sebelumnya kami berencana untuk berbelanja sejak awal kedatangan kemari. Tapi karena disebabkan oleh kesibukan yang tak menentu kemudian disambut oleh bulan Ramadhan, kami pun mengurungkan niat tersebut. Namun pada dasarnya semua alasan itu karena kita yang malas ke luar rumah dan akhirnya berada di pengujung waktu seperti ini.
"Ra, gua udah siap ni... Eh! perasaan lo dari tadi muterin jilbab gak selesai-selesai deh."
"Ha? Ya ni, gua cuman pengen coba aja model lain. Tapi... gak tau kaya' apa, lo bantuin gua dong Ell!"
"Yang ribet atau enggak ni?"
"Yang mana bagus aja deh.""Percuma tau lo nonton di yetub dari tadi kalau gak ada yang ingat."
"Lo ikhlas gak ni. Kan gua baru coba, jadi wajar dong susah ingatnya.""Bilang aja lo pelupa!"
"Iih... " gerutuku padanya."Udah ni, yuk!"
Kali ini aku memakai baju kemeja biru dengan motif putih, jilbab biru dengan celana putih. Sedangkan Ell memakai baju kuning dengan jilbab, dan celana berwarna coklat.
Aku memakai tas hitam yang biasanya diisi keperluan sholat serta obat-obatan. Sedangkan tas coklat milik Ell diisi dengan bekal kami berdua.
* *
Ini perjalanan pertama kami yang jauh dari penginapan. Dan ini pertama kalinya aku menaiki subway di sini. Entah berapa lama waktu yang dihabiskan selama perjalanan, kami tak menghitungnya, hanya saja kini waktu telah menunjukkan pukul 9:29. Hari ini kami berencana menggunakan waktu seharian untuk berbelanja.
Ku langkahkan kaki keluar dari kendaraan ini kemudian bergegas duduk di sebuah kursi.
"Ni pake!" Ell menyodorkan minyak angin yang berasal dari dalam tasku.
Ia sangat tahu aku pemabuk semua jenis transportasi, kecuali bila dikendarai dengan baik-baik saja. Aku butuh beberapa menit untuk menetralkan kembali kondisi tubuh ku, jika tidak maka akan oleng di tengah jalan dan tentu mempersulit urusan saja.
"Udah baikan?" tanya Ell dengan suara lembut.
Ku balas dengan anggukan beberapa kali dan kami melanjutkan perjalanan.Kami memasuki pusat pembelanjaan tersebut, berkunjung dari satu tempat ke tempat lainnya.
* *
"Ell, cantikkan mana ni?" Sambil menunjukkan dua buah baju berwarna pich yang sedikit berbeda.
"Menurut gua yang ini lebih cantik."
Ia tidak memilik salah satu dari yang aku tunjukkan tapi malah mengambil warna yang berbeda yaitu kuning."Kok yang ini...?"
"Lo liat deh!" sambil memutar tubuhku ke arah baju-baju yang sudah kami pilih.
"Sebelah kanan itu kalo lo pake ngampus, yang ada orang kira lo cuman punya dua baju. Satu pink dan satu lagi pich, dan bandingin sama punya gua yang warna warni udah kaya' pelangi itu! Orang-orang gak bakal suudzon ke gua," sambungnya.
"Hehehehe..." Hanya tawa cengengesan yang ku tunjukkan.
"Ganti gak warnanya!" perintah Ell dengan ganasnya.
"I...y...a... kak..." ejek ku padanya yang memang lebih tua dua tahun dari ku.Terkadang aku merasa Ell itu sebagai peran kakak ku sendiri. Ia juga memiliki kemiripan sifat dengan ku, walaupu wajah kami tak terlalu mirip. Tapi kami sering dianggap kembar padahal hanya tinggi dan sifat saja yang hampir sama. Ell itu lebih sipit, lebih putih dan saat ini sepertinya sedikit gemuk dar,
KAMU SEDANG MEMBACA
Ra ~ Ra
Random~ Bukankah dipertemukan itu merupakan takdir. Lalu mengapa aku yang bertemu dengan mu ? Apakah kamu yang ditakdirkan bersama ku ? Tapi mengapa aku selalu merasa bersalah dan takut jika mengaitkan hubungan kita pada sebuah cinta .... ~ * * * * Sebuah...