20 .. Surat ..

20 2 0
                                    

Bagaimana mungkin aku tiba-tiba baik setelah ucapanku kemarin? Aku memungut sesuatu yang sudah aku buang, sepertinya sedikit memalukan. Apa hal ini tidak bisa di undur beberapa hari lagi? Aku merasa tidak percaya diri melakukan hal ini sekarang.

"Huuuuft...."

"Kenzie!" Aku berhasil menghentikannya yang ingin masuk ke dalam mobil.

"Ini untukmu!"

"Surat? Mengapa kau bungkus dengan warna norak seperti ini?" protesnya sambil membolak-bakan benda itu.

"Itu bukan milikku, ada seorang wanita yang memintaku untuk memberikannya padamu."

"Kenapa tidak kau akui saja bahwa ini milikmu!"

"Sudah ku bilang Bukan MilikKu!!"

"Kau ini,---"

"Bang JunJie!" alihan ku cepat ketika melihat sosoknya berada di area parkiran.

Aku memang bermaksud memanggilnya untuk bertanya beberapa tugas. Mungkin saja ia dapat memberikan sedikit informasi mengenai hal tersebut.

"Azzahra, ada apa? Kamu sakit?"

"Ah aku baik-baik saja. Apa bang JunJie  sedang sibuk saat ini?"

"Tidak, apa kamu membutuhkan sesuatu? Katakan saja!"

Aku menjelaskan maksudku dengan panjang lebar dan ia menjawab dengan memberikan penjelasan yang sebagian aku catat di notes coklat milikku. Bang JunJie menjelaskan dengan sangat detail, sehingga aku menyimak dengan baik. Obrolan ini berlangsung dengan sangat serius sambil berdiri di belakang mobil milik bang JunJie.

"Tit! Tit! Tit!"
Kenzie merusak suasana dengan memainkan klason mobilnya yang kemudian berhenti di depan kami.

Bang JunJie tidak menegur Kenzie walaupun rasa kesal tanpak jelas di wajahnya.

"Bagaimana mungkin aku menerima surat cintamu. Jika kau bertidak tidak sopan begitu?"

"Sudah ku bilang bukan punya ku...."

"Tidak usah malu-malu begitu. Mungkin sebentar lagi para penggemarku akan menyampaikan perasaannya seperti yang kau lakukan ini."

"Aku tak pernah melakukannya!"

"Ini surat milikmu." Dengan bangganya ia memamerkan surat milik Lan itu.

"Mimpi apa kamu ini? Yang ada aku hanya akan memberikan Surat Peringatan untukmu!"

"Sudahlah tidak usah ditanggapi, yang ada kamu akan terus-terusan merasakan sakit karnanya," sela bang JunJie.

Selaan itu tidak membuat Kenzie berhenti dan pergi begitu saja. Ia merasa tidak terima dengan ucapan bang JunJie yang memang benar itu.

Kenzie keluar dari mobil dengan tubuh tegap mendekati bang JunJie. Mulai bermunculan aura-aura tidak enak dari kedua pasang bola mata mereka yang saling menatap kejam. Dengan cepat otakku membayangkan hal-hal bukuk yang akan terjadi.

"Tidak!, Tidak!, Tidak!, STOP!!" Ku halangi tatapan mata mereka itu dengan buku kecil yang memang sudah berada ditanganku.

"Ucapanmu seakan tidak pernah menyakiti para wanita saja." Kenzie mengambil buku yang menghalanginya itu.

"Setidaknya tidak seperti yang kau lakukan!"

"Tetap saja kau menyakitinya bahkan yang seperti kau ini jauh berbahaya."

"Aku tak ingin melakukan kekerasan seperti yang kau lakukan itu."

"Siapa yang melakukannya aku hanya Memperjelas!! Aku bukan Bajingan seperti kau ini!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ra ~ RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang