Jika seseorang berfikir bahwa waktu dapat berlalu dengan cepat, agar ia dapat menimbun beberapa masalah yang tak diinginkan. Maka waktu akan berlaku begitu.
Dan seperti yang aku alami saat ini. Rasanya waktu berlalu dengan cepat.Kini aku dapat menghela nafas dengan tenang kembali. Sudah tak ku dengar bisikan-bisikan dari mulut para gadis penggosip.
Aku menikmati pembelajaran yang berlangsung di siang hari ini. Walau hatiku masih bertanya-tanya mengenai sikap, Huang Lan padaku.
"Hey! Sebenarnya apa yang terjadi pada hubungan kalian?" Angel menghampiriku sambil melingkarkan tangannya di pundakku.
"Memangnya apa lagi kalau bukan karna, Kenzie." JiaMin yang duduk di sampingku menyela jawaban itu.
"Sudahlah ayo kita pergi ke perpustakaan fakultas!" ajak Angel.
Aku, Angel, JiaMin dan Lan berjalan menuju perpustakaan fakultas. JiaMin dan Angel sengaja mempercepat langkahnya agar aku dan Lan tertinggal.
Sudah berkali-kali aku mencoba mencairkan suasana dengan membahas beberapa topik yang bagus. Namun Huang Lan hanya memberikan jawaban singkat dengan ekspresi baik yang ia paksakan.
Di dalam perpustakaan kami mencari beberapa buku yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas. Kami pun berpencar mencarinya.
Aku sudah mendapat dua buah buku berbeda pembahasan yang lumayan tebal. Aku berjalan ke arah meja petugas perpustakaan.
Huang Lan memotong perjalananku dari sebelah kanan. Aku menyusulnya dengan mempercepat langkah kakiku. Ku tahan tangan kanannya. Aku tak bisa lagi membiarkan hal ini berlangsung lama.
"Apa kamu marah? Sebutkan apa penyebabnya agar aku tau, Lan," ucapku pelan.
"Tidak," jawabnya dengan nada pelan.
"Benarkah? Aku merasa kamu menghindariku. Maafkan aku, Lan."
"Sudahlah, aku mau meminjam buku ini," pengalihannya sambil melepaskan genggamanku.
Hatiku masih belum tenang karena itu aku kembali menyusul langkahnya. Berusaha meraih pundaknya yang berjalan pelan.
"La--- aww"
Seseorang menabrakku dari belakang hingga membuat tanganku juga memberi dorongan pada tubuh Lan sebelum aku terjatuh."Maaf." Pria berambut pirang yang membuat aku terjatuh itu mengakui kesalahannya.
Aku langsung berdiri kembali.
"Baiklah---" ucapanku terhenti ketika ku lihat Huang Lan jatuh di pelukan Kenzie yang metap ke arahku.
Iya mendorong tubuh Lan yang menempel itu dari tubuhnya.
"Maafkan aku bang Kenzie. Tadi Azzahra yang mendorongku dari belakang."
"Panggil saja aku, Kenzie!"
"Maaf ya, aku yang berjalan terlalu cepat tanpa melihat ke arah depan," ucap pria pirang yang mengalihkan perhatianku kembali.
"Ya. Terimakasih," jawabku pada ia yang menyodorkan bukuku.
Sebelum pergi pria pirang itu juga meminta maaf pada Kenzie dan Huang Lan yang terkena imbas dari kecerobohannya.
"Mengapa kau melihatku begitu!" ucap Kenzie yang memberhentikan langkahnya di depanku.
"Tidak ada."
"Azzahra, mereka sudah menunggu." Lan menarik tanganku pergi meninggalkan, Kenzie.
Kejadian itu membuat Lan bertingkah aneh. Ia tak lagi mengacuhkan aku. Bahkan bibirnya tak berhenti melekuk ke atas mamberikan senyuman.
Setelah mengurus peminjaman buku, kami keluar dari gedung fakultas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ra ~ Ra
Random~ Bukankah dipertemukan itu merupakan takdir. Lalu mengapa aku yang bertemu dengan mu ? Apakah kamu yang ditakdirkan bersama ku ? Tapi mengapa aku selalu merasa bersalah dan takut jika mengaitkan hubungan kita pada sebuah cinta .... ~ * * * * Sebuah...