📩 Azzahra, kamu tunggu di taman saja ya!
📩 Baiklah, Lan.Karena perpustakaan kampus kami buka setiap hari, jadi aku bisa mengembalikan bukunya hari ini. Jika terlalu lama ku simpan buku ini akan menghilang dari ingatanku.
Entahlah rasanya sejak saat itu aku kesulitan untuk mengingat sesuatu. Yang aku ingat hanya sebagian kecil, atau kenangan yang terpotong-potong, dan bahkan banyak yang tak ku ingat lagi.
Aku keluar bangunan besar yang dipenuhi oleh banyak buku ini. Mataku mencari tempat yang nyaman untuk menunggu tiga temanku. Mereka baru saja berbelanja peralatan makeup. Tadinya mereka mengajakku namun aku menolaknya.
Kakiku terus melangkah mencari tempat yang rindang. Berjalan di antara taman dan parkiran yang memiliki suasana berbeda.
"Wuus" Sekelompok angin menerpa wajahku dengan brutalnnya. Seperti berlarian tak melihat keadaanku, sehingga ia merusak jilbabku.
Tanpa pikir panjang ku berbelok ke arah kiri dan berkaca pada salah satu mobil yang sedang diparkir di dekatku. Tanpa perlu membukanya aku hanya merapikan lipatan jilbab dan menegakkannya kembali.
Mataku teralih ke badan mobil, yang sepertinya tidak asing lagi. Ya ini satu-satu mobil yang aku tandai sejak awal melihatnya. Aku rasa mobil ini milik salah satu dosen dan pastinya sedang tidak ada di dalam ini. Karena ini hari minggu tidak akan mungkin pemiliknya pergi ke kampus jika tidak dikarenakan urusan penting.
Bergaya dikit gak papa kali ya, tapi kayaknya muka aku pucet deh. Apa perlu ku tambah sedikit lip, dari pada ditanya-tanya sama orang nanti.
Tapi kira-kira aman gak sih ni mobil, nanti kalo tiba-tiba dosennya nurunin kaca aku bisa malu banget ni. Ah gak mungkinkan dosen duduk di dalam mobil yang gak hidup ini.
Setelah berfikir panjang aku mengeluarkan botol kecil untuk mewarnai bibir ku yang pucat. Setelah selesai aku memasukan benda itu kembali dan merapikan dengan mengaca ke spion mobil itu.
"Seeeeeet" Tiba-tiba kaca mobil di bagian pengemudi itu turun, membuat aku panik setengah mati.
"Apa kau sudah selesai berdandan?" tanya Kenzie dengan coolnya.
Tak dapat ku tahan malu ini, ku fikir mobil ini milik dosen dan pemiliknya tidak ada di dalam. Tapi tak ku sangka pria sinting ini yang sejak tadi berada di dalam. Itu berarti ia telah melihat semua tingkah anehku sejak tadi. Bahkan ia menungguku selesai berdandan, bukankah itu hal yang di sengaja. Hatiku berkecamuk tak tau apa yang harus aku lakukan saat ini.
Aku yang terdiam kemudian memberikan senyum malu padanya dan langsung berbalik badan. Arrrrrgh... Kenapa dia lagi sih, dari sebanyak ini manusia di bumi, kenapa aku slalu berurusan dengannya. Aku hanya mengupat-ngupat dalam hati.
"Hei!, ada yang ingin aku bicarakan denganmu!" ucapnya yang keluar dari mobil.
"Apa?" tanyaku dengan jutek.
"Apa kau---"
"Kenzie!!..." Sorak seorang wanita dari kejauhan."Eh eh, mengumpat dulu!" ajaknya panik sambil menarikku ke mobil seperti seorang penculik. Dan anehnya aku juga ikutan panik melihat raut wajahnya itu, sehingga hanya menuruti perintahnya.
"Kenapa sembunyi?"
"Sut!!" potongnya dengan ganas sambil menutup kaca depan yang terbuka.
"Kenzie, apa kau di dalam?" Seorang gadis berusaha melihat keadaan di dalam mobil, dan memanggil-manggil Kenzie.
Aku dan Kenzie hanya diam sambil melihat tingkahnya dari dalam mobil.
"Eh kita bisa mati begini!" ucapku pelan yang sudah lemas karna ia mematikan pendingin mininya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ra ~ Ra
Random~ Bukankah dipertemukan itu merupakan takdir. Lalu mengapa aku yang bertemu dengan mu ? Apakah kamu yang ditakdirkan bersama ku ? Tapi mengapa aku selalu merasa bersalah dan takut jika mengaitkan hubungan kita pada sebuah cinta .... ~ * * * * Sebuah...