5 .. Kejadian Kemari ..

19 5 0
                                    

Sembilan sem...bi... la...n hoh..., se...ra..tus... Huaaa... Capek banget huaah...
Dengan nafas tersenggal-senggal Ell menghempaskan tubuhnya di tempat tidur.

Sepertinya ia tak terima ucapan ku kemarin, jadi ia berolah raga seharian ini dan sekarang ia telah menyelesaikan sit up 100 kali sebelum tidur. Padahal badanya tak melebar terlalu banyak.

"Heh! Lo lebay banget sih, badan lo paling cuman nambah sekilo doang. Ngapain olah raga seharian, yang ada besok pas bangun tinggal tulang lagi hahaha," ledek ku pada ia yang tak lagi berdaya.

"Lo kayak gak tau gua aja, " jawabnya lemas sambil beranjak tempat berbaring, yang kini di atas tikar.

"Huu...f, lo mah enak Ra, mau naik atau turunin badan. Nah gua? Gak semudah itu," sambungnya.

"Ah lo ini, harusnya lo bersyukur! Coba deh lo bayangin kalau gua jadi lo!" ucapku sambil menelungkupkan badan di pinggir kasur.

Ell melirikku dan mengerutkan alisnya, mungkin ia tak memahami maksudku atau merasa aneh dengan ucapanku.

"Maksud gua itu, kalau gua jadi lo Ell. Di saat badan gua naik, gua harus olah raga kayak lo sekarangkan? Lo kan tau gua mudah tumbang."
"Iya juga sih, heheh... Ntar kayak kemarin lagi."

Seketika ucapan Ell itu mengingatkanku pada kejadian kemarin yang entah bagaimana.

"Oh ya, kemarin gua ngapain aja Ell?"

"Idih... Pertanyaan lo ngambang tau gak. Bilang aja, Ell... apa yang terjadi setelah cowok itu datang nyelamatin aku? Hahaha...hahaha... " ledeknya sambil tertawa keras.

"Ii...h rese lo ya!" sorakku padanya sambil ku timpa ia dengan sebuah bantal.

"Ya udah, emang itu maksud gua, puas lo," sambungku dengan kesalnya.

"Hm... " Ell tersenyum meledekiku lagi.

"Aa... Serius E...ll, Sebenarnya gua udah gak sadar lagi tu pas balik arah." Dengan nada rendah ku ucap, agar ia mau memberikan penjelasan itu padaku.

"Berarti lo juga gak tau kan cowok itu siapa?"
Aku pun menggeleng dengan cepat.

"Gua juga gak tau sih detailnya gimana, Hmm  Waktu itu gua kira lo ngobrol loh sama dia. Jadi gua bantuin tu si adek, trus pas gua lihat lo, lo udah pingsan aja, Ra."

"Gua gak aneh-aneh kan waktu itu?"

"Gak aneh sih, tapi... Lebih romatis aja dari pada Jimy, heheheh..."

Jimy? Spontan memoriku langsung mengingat pemilik nama itu. Waktu itu saat upacara bendera, aku merasa pusing. Kemudian aku terjatuh dan ia bersorak dengan kerasnya mengatakan,
"BEBEBH GUA PINGSA...N" iiss.... betapa gelinya aku mengingat hal yang menyangkut Jimy. Aku berharap ia bukan jodohku amin.

"Iiih Ii...ih... Lo apaan sih, Ell. Ngingatin gua aja, itu gak romantis tau!" ucapku dengan juteknya.

"Hahahhaa... Trus yang romantis sama siapa? Sama ketua kelas? Atau sama si Ali?. Hahahhaha... Hahahahaha... " tawa Ell kali ini lebih dasyat dari sebelumnya.

"Gak ada satupun dari ke tiga cowok itu," jawabku cetus.

"Aneh lo ya Ra... Sebenarnya kisah cinta lo itu romantis semua, cuman gak pernah ada ujungnya."

"Gak semua juga kali, lebay lo."

"Iya sih, tapi ni ya, Ra. Sebenarnya gua sempat iri loh sama lo,  soalnya kisah cinta lo itu romantis kayak di drama-drama gitu."

"Romantis sih romantis, tapi bikin hati gua tersiksa. Itu tu kayak cobaan aja tau gak! Hmm... Andai gua tau jodoh gua siapa, pastinya gua bakal suka sama dia aja," jawabku pelan.

Ra ~ RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang