Cantik

61 12 1
                                    

Aku letakkan mukaku di depan mukanya.
Dengan bibir pucat dan bawah mataku yang hitam melebam.
Aku menyoal dia, adakah kau nampak kecantikan di sini?
Dia mendukung mukaku dengan kedua telapak tangannya.
Dan memandang ke dalam mataku dengan berani.
Dan jawabnya, aku lihat kau sebagai sebagai sebuah ribut yang indah.
Seindah cahaya halalintar yang membelah.
Seindah terjunan hujan yang membanjiri.
Seindah angin yang berpusar membinasa.
Cantik dalam kemarahan.
Cantik dalam kesakitan.
Dan aku adalah bumi yang memeluk semua perasaanmu.
Dan aku akan tetap menunggu tenangmu bila ribut itu berlalu pergi.
Lalu aku pun tersenyum.
Terasa aku sedikit di lunakkan, sedikit di manjakan.
Tebu yang di tanam di tepi bibirnya, manisnya sangat menggoda kolbu.

Renyai HujanWhere stories live. Discover now