Sepulang dari rumah Nisa, saya masih kepikiran tentang Dian.Saya memesan grab untuk pulang, dan arah kaca sepion mobil saya terus memandangi wajah ini.
"Apa gue cantik ya kalau gue pake hijab?".ujarku nyeletuk.
"Pasti cantik banget lah neng, gak pake aja udah cantik apa lagi pake pasti lebih sempurna". Ujar pak supir yang ternyata memperhatikan dari tadi.
"Ah bapak bisa aja hehe"
"Seriusan neng kenapa gak coba aja neng biar gak penasaran".
"Boleh juga sih pak, mm bapak tau tempat yang jual kerudung?".
"Tau neng, mau ke sana aja?".
"Boleh deh"
Sesampainya di toko kerudung saya di bantu beberapa pelayan untuk memilih2 dan di coba di pakaikannya.
"Wahh tetehnya cantik sekali" puji salah satu pelayan di sana.
"Masa sih mba, alhmdulillah deh, yasudah saya beli yang ini satu saya yang buat sekolahnya juga satu".
"Boleh teh..".
Setelah saya membeli beberapa kerudung saya baru ingat bahwa saya tidak punya seragam bertangan panjang dan baju baju panjang yang berarti saya harus membelinya juga.
Di dalam mobil saya banyak ngobrol tentang hijrah dari si bapak supir karna saya rasa dia lebih tau banyak tentang agama, dan sebagai cowo dia juga bisa mewakili Dian untuk saya cari info info yang cowo hijrah suka.
Banyak hal baru yang saya temukan dalam percakapan kami menurutnya Hijra atau berubah, bukan lah ucapan yang di tunjukan dengan penampilan saja. Lebih baik nya sih tidak di ucapkan agar tidak menimbulkan sifat Ria.
Sesampainya di rumah, saya mencoba beberapa baju, seragam dan kerudung yang sudah di beli tadi. Saya begitu ragu apa besok saya akan punya kepercayaan diri?
Argggghhh ko jadi deg degan gini sih?. Kayanya Ahklak saya buruk banget deh."Kamu kenapa Deara?" Tanya mamah yang merasa bingung dengan tingkahku.
"Mah, bantuin aku. Aku mau berubah mah, aku mau berhijab."
"Alhamdulillah Deara... Mamah gak lagi mimpi kan?"
"Ihh.. Tuh kan mamah.."
"Haha becanda sayang ku, emang kamu udah siap? Mamahnya ngedukung kamu banget tapi balik lagi ke diri kamunya."
"Maksudnya mah?"
"Mamah cuman berharap keputusan kamu ini benar benar matang, agar kamu dapat menjadi seorang Muslimah yang soleh solihah."
"Aminn mah Deara mau nyoba itu, tapi Deara gak PD, Deara takut kalau nanti Dian malah aneh liat Deara."
"Dian?"
"Ehh eggak mahh... Aduhhh"..
"Ahaha Dearaa Deara jadi kamu berubah ini karna Dian?, Deara.. Niat kamu baik ingin berubah tapi juga salah sayang.. Kalau kamu mau berubah kamu harus karna Allah SWT, bukan karna yang lain."
"Hehe iyaa mah aku salah.."
"Sayang.. Kamu jangan gak PD pakai hijab, wanita itu semuanya cantik, apa lagi saat menutup aurat. Kamu jangan takut sayang, kalau diri kitanya udah baik, Allah bakal ngasih kita pendamping yang baik juga. Karna apa? Karna Allah itu adil sayang.."
"ahhh mamah.." Memeluk mamah..
Kini saya mengerti, yang membuat saya merasa ragu adalah diri saya sendiri. Saat niat awalnya saja sudah salah bagaimana bisa saya tetap percaya diri dengan kesalahan ini?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Vs Ketua Rohis
RomanceDeara atau yang biasa di panggil Ara, merupakan cewek pindahan asal Jakarta ke kota Bandung. Kepindahan Deara ke sekolah baru membawa nya kepada cerita cinta yang baru dengan seorang ketua eskul Rohis berkulit putih dan berbadan tinggi bernama Dian...