PROLOG

146K 3.6K 53
                                    

Seorang laki-laki berwajah tampan berjalan dengan gagahnya menuju dalam kafe. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kafe tersebut untuk mencari seseorang. Kedua matanya menyipit saat melihat sosok yang ia cari di kafe ini. Dengan langkah lebar, laki-laki itu langsung menghampiri seseorang yang sedang duduk tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

Tanpa sepatah kata pun laki-laki itu duduk di hadapan orang yang ia cari. Seorang perempuan yang tadinya menunduk sedang memainkan ponselnya, namun kini mendongak akibat kehadirannya. Tatapan mereka saling bertemu, namun dengan cepat perempuan itu mengalihkan pandangannya.

"Bagaimana? Apa kamu sudah mengambil keputusan?" tanya laki-laki tampan itu.

Perempuan itu menganggukan kepalanya dengan lesu. "Aku sudah mengambil keputusan."

"Aku harap kamu tidak salah mengambil keputusan, Agatha." Ucap pria itu.

Perempuan bernama Agatha itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Ia sudah mengambil sebuah keputusan yang akan sangat berpengaruh pada kehidupannya. Semoga saja ia sama sekali tidak salah dalam memutuskan hal ini. Semoga keputusan yang Agatha ambil adalah jalan yang benar.

"Aku mau menikah sama kamu," tutur Agatha.

Laki-laki di hadapan Agatha tersenyum samar setelah mendengar keputusan Agatha. "Bagus, keputusan yang sangat baik. Tapi tadi kamu kurang mengatakan satu hal, ingat Agatha! Pernikahan ini hanyalah pernikahan kontrak, yang akan berakhir sampai kamu berhasil memberikanku seorang anak."

"Iya, aku tau." Balas Agatha.

"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi. Besok datanglah ke apartemenku! Kita akan membahas tentang pernikahan ini sekaligus menandatangani kontraknya." Papar laki-laki itu sebelum pergi meninggalkan Agatha di kafe tersebut.

Agatha menatap punggung kokoh laki-laki itu hingga matanya tak bisa melihatnya lagi karena laki-laki itu sudah keluar dari kafe. Perempuan berumur dua puluh tahun itu menyenderkan punggungnya di kursi dan menghela nafas cukup panjang. Inilah yang harus ia alami, melakukan sebuah pernikahan kontrak dengan laki-laki yang baru saja ia kenal.

Agatha terpaksa setuju untuk melakukan hal tersebut demi uang. Perempuan cantik itu sangat membutuhkan uang yang banyak saat ini, sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, Agatha akan segera melakukan pernikahan kontrak. Laki-laki yang berbicara dengannya tadi, itu adalah calon suami Agatha. Setidaknya suami untuk beberapa saat hingga Agatha berhasil memberikannya seorang anak.

Agatha akui jika laki-laki yang mempunyai nama lengkap Kenan William Melviano itu sangatlah tampan, semua orang juga sudah mengakui hal tersebut. Tidak hanya itu, laki-laki yang kerap dipanggil Kenan itu juga pengusaha sukses yang masih muda. Bahkan ia masuk ke dalam lima orang terkaya di Indonesia. Di umurnya yang baru menginjak angka dua puluh tujuh tahun, Kenan sudah berhasil mendirikan banyak cabang perusahaannya.

Tapi semua itu seolah tidak ada artinya bagi Agatha. Tampan sekaligus kaya itu tidaklah penting baginya. Dulu Agatha hanya ingin menikah dengan laki-laki yang ia cintai dan juga mencintainya. Tidak peduli jika laki-laki itu kaya atau tidak, yang terpenting adalah laki-laki itu sangat peduli padanya. Tapi kini itu hanya akan menjadi sebuah angan-angan saja.

Dalam waktu dekat ini Agatha akan menikah kontrak dengan Kenan, seorang laki-laki yang baru saja ia kenal. Laki-laki yang menawarinya sebuah kerjasama, dimana dalam kerjasama tersebut akan menguntungkan kedua belah pihak. Agatha akan mendapatkan apa yang ia perlukan saat ini, yaitu uang. Sedangkan Kenan akan mendapatkan seorang anak, yang akan menjadi penerus keluarganya.

Agatha menghembuskan nafasnya kasar. Perempuan cantik itu mengambil tas selempangnya, lalu berjalan menuju pintu keluar kafe. Untung saja ia tadi belum sempat memesan minuman, mengingat bagaimana sibuknya Kenan. Laki-laki itu datang hanya untuk mengetahui keputusan Agatha. Bahkan untuk menawarkan minum saja tidak bisa.

Awalnya Agatha juga ingin memesan minuman, karena jujur saja ia sangat haus. Mengingat bahwa tadi Agatha harus berjalan kaki dari kontrakannya sampai ke kafe ini. Perjalanan yang membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar satu jam. Untuk membayar angkutan umum saja Agatha masih pikir-pikir. Apalagi hanya untuk minuman yang pasti harganya sangat mahal, mengingat bahwa kafe sangatlah mewah dan berkelas.

. . . . . . . . . . . . . .

TBC. 

**Hai-hai 👋

**Balik lagi nih sama aku yang sedang membawa cerita baru 😊

**Ini baru prolognya aja, gimana menurut kalian???

**Ramein ya kayak di cerita-cerita aku sebelumnya 🙊🙊

Marriage Contract ✔ [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang