PART 34

52.6K 1.8K 97
                                    

Kenan terbangun ketika menyadari bahwa Agatha tidak ada di sebelahnya. Rasanya ia masih mengantuk karena kemarin tidur saat jam dua dini hari. Kenan bangkit dari tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi. Setelah melakukan ritual paginya dan selesai menggunakan pakaian kantor, Kenan keluar dari kamarnya.

Mata Kenan menangkap sebuah pemandangan dimana istrinya sedang menyiapkan sarapan. Laki-laki itu memilih untuk duduk dan melihat bahwa sudah ada secangkir teh hijau yang disiapkan untuknya. Tanpa kata lagi, Kenan segera menyeruputnya sedikit demi sedikit. Tak lama setelah itu ia melihat Agatha yang mendekat dengan sebuah piring di tangannya.

Kali ini berbeda dari sebelum-sebelumnya, Agatha langsung meletakkan satu buah sandwich di atas piring Kenan tanpa banyak bicara. Perempuan itu juga langsung duduk dan memulai acara makannya. Kenan yang melihat itu langsung merasa heran, karena tidak biasanya Agatha seperti itu. Ada apa dengan perempuan ini?

Masih tidak ada yang memulai pembicaraan, bahkan hingga sarapan telah usai. Agatha langsung membereskan meja makannya lalu mencuci piring. Meninggalkan Kenan yang masih bingung dengan perubahan sikap istrinya. Kenan melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukan pukul tujuh lebih dua puluh menit.

"Agatha! Ambilin kunci mobil aku di kamar!" perintah Kenan.

Agatha langsung meninggalkan kegiatannya yang sedang mencuci piring lalu menjalankan perintah Kenan. Ia mengambil kunci mobil dan langsung memberikannya pada Kenan.

"Makasih," ungkap Kenan yang hanya mendapat anggukan kepala dari istrinya.

"Kamu kenapa sih? Sariawan? Kenapa daritadi nggak ngomong?" tanya Kenan yang mulai kesal dengan Agatha.

"Aku nggak sariawan, cuma lagi malas ngomong." Jawab Agatha.

"Itu kamu ngomong," kata Kenan.

"Aku ngomong untuk jawab pertanyaan kamu tadi." Ucap Agatha.

"Kalau udah nggak ada yang diperluin lagi, aku mau balik nyuci piring." Lanjutnya.

Kenan melihat ke arah Agatha yang kini sudah berlalu dari hadapannya. Laki-laki itu menghembuskan nafasnya kasar lalu pergi dari sana. Lebih baik ia berangkat ke kantor saja daripada harus memikirkan perubahan sikap Agatha. Setelah kepergian suaminya, Agatha langsung menghentikan kegiatannya.

Tadi Agatha sengaja mencari kesibukan untuk menghindari Kenan. Ia sudah memutuskan akan membuat sebuah jarak antara dirinya dan Kenan. Itu dilakukan agar Agatha selalu ingat akan batasannya yang hanya berstatus sebagai istri kontrak. Agatha juga tidak ingin jatuh lebih dalam lagi mengenai perasaannya pada Kenan.

Ucapan laki-laki itu kemarin masih membekas di hatinya. Benar apa yang dikatakan Kenan, kenapa Agatha harus capek-capek menjelaskan tentang kesalahpahaman itu kalau Kenan saja menganggapnya tidak penting. Seharusnya Agatha bisa lebih sadar diri lagi, bahwa ia disini bukanlah siapa-siapa. Agatha hanya seorang istri sementara.

Lagian Agatha terlalu percaya dengan ucapan laki-laki itu beberapa waktu lalu. Ia terlalu bodoh hingga bisa percaya dengan itu semua. Harusnya ia sadar sejak awal pernikahan ini tetaplah pernikahan kontrak. Agatha terlalu berharap lebih pada Kenan. Ia sudah memutuskan untuk bersikap sewajarnya saja. Agatha akan bertahan bersama Kenan sampai ia berhasil memberikan dia keturunan.

***

Kenan menutup berkas di tangannya dengan kasar. Sial, lagi-lagi ia tidak bisa fokus dengan kerjaannya. Pikirannya dipenuhi oleh Agatha, perempuan itu sudah berhasil menyita seluruh perhatiannya. Kenan pergi ke kantor kan agar tidak memikirkan Agatha, tapi ia malah tetap memikirkannya.

Marriage Contract ✔ [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang