PART 21

54.9K 1.9K 52
                                    

Agatha menghapus keringat yang membasahi pelipisnya. Ia merasa lelah,karena kontrakannya cukup kotor akibat lama tidak ditempati. Agatha masuk ke dalam kamarnya dan melihat Kenan yang masih tertidur dengan nyenyaknya. Ia jadi ragu untuk membangunkan laki-laki itu. Tapi tadi kan dia menyuruh Agatha untuk membangunkannya setelah selesai bersih-bersih.

Akhirnya Agatha memutuskan untuk membangunkannya saja. Ia melangkah masuk dan mendekat ke arah Kenan. "Ken, bangun!"

Kenan menggeliat dan hanya menggumam dalam tidurnya. Laki-laki itu sama sekali tidak ada niatan untuk bangun. Sehingga membuat Agatha dengan terpaksa sedikit menggoyangkan lengan laki-laki itu.

"Ken, bangun! Aku udah selesai bersih-bersihnya," ujar Agatha.

Akhirnya kedua mata Kenan terbuka secara perlahan. Ia mengucek matanya sebentar, lalu bangun dari posisi tidurnya. "Udah selesai?"

"Iya, makanya aku bangunin kamu." Kata Agatha.

Kenan segera memakai sepatunya. "Kamu punya air nggak? Aku haus."

"Punya, kalau gitu aku ambilin dulu." Balas Agatha seraya pergi ke dapur.

Agatha membawa segelas air untuk Kenan. Sebenarnya ia sedikit tak enak hati, karena hanya air ini yang dapat ia suguhkan kepada suaminya. Agatha mencari Kenan yang kini sudah berada di teras depan kontrakannya.

"Maaf, cuma ada ini aja." Ungkap Agatha.

"Nggak pa-pa, lagian aku mintanya kan memang cuma air." Ujar Kenan sebelum meneguk habis segelas air yang dibawakan Agatha.

"Pemilik kontrakan ini tinggal dimana? Jauh nggak dari sini?" tanya Kenan.

"Deket kok, cuma beda empat rumah dari sini. Memangnya kenapa kamu nanyain itu?"

"Kita mampir dulu kesana, terus bilang kalau kamu mau berhenti ngontrak disini." Tutur Kenan yang membuat kedua mata Agatha membulat.

"Ngapain? Aku susah dapat kontrakan murah kayak gini dan aku nggak mau berhenti." Kata Agatha.

"Ngapain nggak mau berhenti? Memangnya kamu masih mau tinggal disini? Ingat ya, Agatha! Kamu itu udah jadi istri aku, jadi kamu bakal tinggal di rumah aku." Jelas Kenan.

"Sekarang kasih kunci kontrakannya!" lanjutnya.

"Nggak, aku nggak mau. Memangnya kamu lupa? Kita ini cuma menikah kontrak yang akan berakhir jika aku udah ngasih kamu anak. Kalau aku lepasin kontrakan ini, terus setelah kita cerai nanti aku bakal tinggal dimana?" terang Agatha.

"Aku lagi nggak pengen bahas itu, Agatha. Nurut sama suami! Kasih kunci kontrakannya!" perintah Kenan.

"Tap---"

"Kasih ke aku sekarang!" potong Kenan.

Agatha menghembuskan nafasnya kasar, setelah itu ia masuk ke dalam. Mengambil tasnya lalu mengunci pintu kontrakannya. Kemudian Agatha memberikan kuncinya kepada Kenan. Perempuan itu benar-benar tak percaya dengan semua ini. Kenapa laki-laki itu suka sekali membuat keputusan sendiri? Lalu bagaimana nasib Agatha setelah bercerai nanti?

"Nggak perlu cemberut gitu, muka kamu tambah jelek jadinya." Komentar Kenan ketika melihat raut wajah Agatha.

***

Kenan menoleh ke arah Agatha yang duduk dengan nyaman di sebelahnya. Walaupun kini ia sedang mengemudi, sesekali ia menoleh ke arah perempuan yang asik menatap ke arah jendela. Mungkin Agatha masih kesal karena masalah tadi, tentang Kenan yang mengembalikan kunci kontrakannya dan mengatakan pada sang pemilik bahwa Agatha berhenti mengontrak disana.

Marriage Contract ✔ [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang