PART 12

53.8K 1.8K 60
                                    

Agatha mengambil ponselnya yang sejak tadi terus saja berbunyi. Tertera dengan jelas bahwa yang saat ini sedang menelpon adalah calon mertuanya. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Agatha segera mengangkatnya.

"Halo, Agatha. Kamu kok ngangkat telponnya lama? Kamu nggak pa-pa kan?"

"Agatha nggak pa-pa, ma. Ini Agatha baru selesai mandi," ucap Agatha.

"Syukurlah, kalau gitu kamu siap-siap ya. Sebentar lagi jemputan kamu pasti sampai."

"Hah? Jemputan apa, ma?"

"Mama suruh sopir untuk jemput kamu kesana. Besok kan hari pernikahan kamu, jadi kamu akan nginap di rumah mama."

"Memang harus ya, ma?"

"Harus dong, nanti mama juga akan ngenalin kamu sama keluarga mama. Kamu siap-siap deh sekarang, nggak perlu bawa apa-apa. Soalnya mama udah nyiapin semua keperluan kamu disini."

"Ya ampun, seharusnya mama nggak perlu ngelakuin itu. Agatha jadi ngerepotin mama," kata Agatha.

"Nggak repot sama sekali kok, kamu kan juga anak mama. Sekarang mama tutup dulu telponnya ya?"

"Oke, ma."

Sambungan telponnya langsung terputus. Agatha langsung bersiap-siap seperti yang Saras inginkan. Tepat waktu, karena begitu Agatha selesai pintu kontrakannya langsung diketuk. Agatha sangat yakin jika itu pasti sopir yang dikirim oleh Saras. Perempuan cantik itu langsung mengambil tasnya yang hanya berisi ponsel dan juga dompet.

Agatha tersenyum ramah kepada seorang laki-laki paruh baya, kemudian ia masuk ke dalam mobil. "Pak, bisa anterin saya ke suatu tempat dulu?"

"Kemana non?" tanya sopir tersebut.

"Ke pemakaman umum, pak." Jawab Agatha.

Sopir tersebut menganggukan kepalanya, tanda ia menyetujui permintaan Agatha. Ya, Agatha akan mengunjungi kedua orangtuanya. Agatha akan meminta izin kepada mereka sebelum melakukan pernikahan besok.

Tak membutuhkan waktu lama, kini Agatha sudah sampai di pemakaman. Ia turun dari mobil, tentunya setelah berbicara pada sang sopir bahwa Agatha hanya sebentar disini. Perempuan itu berjalan menuju gundukan tanah milik kedua orangtuanya.

Belum mengatakan apapun, tapi air mata Agatha sudah mengalir begitu saja. Ia sangat merindukan kedua orangtuanya. Besok adalah hari pernikahannya, ia akan menghadapi itu sendiri, tanpa keluarga sama sekali.

"Besok Agatha nikah, walaupun hanya pernikahan kontrak. Kalian doain Agatha ya? Semoga pernikahannya lancar." Ujar Agatha.

"Agatha akan usahain bakal sering-sering kesini. Sekarang Agatha harus pergi, Agatha sayang sama kalian." Tutur Agatha seraya menghapus air matanya.

Perempuan itu berdiri lalu segera pergi dari sana. Sebelum itu, Agatha menyempatkan diri untuk mengirim doa kepada kedua orangtuanya itu.

***

Agatha menatap takjub sebuah kamar di hadapannya ini. Kamar tersebut sangat luas, barang-barangnya juga mewah dan mahal.

"Ma, ini benar kamar yang bakal Agatha tempati?" tanya Agatha.

Saras mengangguk. "Kamar ini udah mama siapin khusus buat kamu. Kamu ingat nggak waktu mama tawarin kamu buat tinggal disini? Sejak saat itu kamar ini udah jadi buat kamu."

"Makasih, ma. Lagi-lagi Agatha ngerepotin mama," ujar Agatha tak enak hati.

"Sayang, mama sama sekali nggak merasa direpotin kok. Malah mama senang bisa ngelakuin ini buat kamu. Sekarang kamu istirahat dulu ya? Untuk pakaian semuanya udah ada di lemari. Kalau kamu perlu sesuatu, kamu tinggal panggil pelayan." Jelas Saras.

Marriage Contract ✔ [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang