02. Mengagumi Dalam Diam

1.2K 164 31
                                    

Don't forget to "Like" and Comment... Thank You.😚

Happy Reading ❤~❤

×=================×

.
.


.

Bel istirahat baru saja berbunyi  5 menit yang lalu. Meskipun begitu, suasana di dalam kantin sudah sangat ramai. Semua meja terlihat penuh akan siswa-siswi yang sedang mengisi perut mereka sebelum pelajaran di mulai kembali.

Seperti yang terlihat pada meja paling ujung. Seorang laki-laki dengan baju olahraga tampak lahap menyantap makanan di depannya. Matanya sangat fokus kepada isi dalam nampan. Dua laki-laki di sekitarnya hanya memandang takjub sang objek.

“Wonwoo-ya… bisakah kau makan pelan-pelan?” tanya Seungchol dengan hati-hati.

Tidak ada tanggapan dari yang ditanyai, membuat Seungchol mendengus kesal.

“Ia berangkat pagi lagi. Jadi belum sempat sarapan mungkin,” jawab Jun yang baru saja kembali sambil membawa 2 buah botol minuman soda.

“Bukankah biasanya dia membawa sepotong roti dan sekotak susu setiap pagi?”

“Entahlah.”

“Lagipula, kenapa kau selalu berangkat pagi sekali? Memang kau tidak bosan menunggu 1 jam lebih di dalam kelas sendirian?” heran Jeonghan.

Dua pertanyaan tidak mendapatkan jawaban apapun dari Wonwoo. Ketiga temannya mengangguk maklum. Sepertinya hal tersebut sudah biasa terjadi diantara mereka.

Saat sedang mengamati suasana ramai yang terjadi di kantin,  tidak sengaja mata Jeonghan menangkap sosok yang menurutnya familiar sedang bersama dua orang temannya tengah kebingungan mencari bangku kosong .

“DOKYEOM-AH!” teriak Jeonghan menggelegar hingga membuat semua siswa-siswi yang sedang makan menoleh ke arahnya. Namun ia tidak peduli. Ia hanya ingin memanggil adik kelasnya itu.

“Disini!” ujarnya sambil menunjuk beberapa kursi kosong di sebelahnya.

Dengan penuh rasa bersyukur, Dokyeom mengajak kedua temannya menuju ke tempat Sunbaenya itu berada.

Namun, langkahnya tiba-tiba berhenti saat melihat sosok sang kakak. Ia menjadi ragu untuk pergi kesana. Otaknya sudah berpikir macam-macam. Seperti, bagaimana kalau kakaknya merasa tidak nyaman dan kemudian pergi meninggalkan teman-temannya. Atau mungkin memaki dirinya di depan umum.
Dokyeom pun memutuskan untuk mencari bangku kosong lain agar tidak menjadi pengganggu.

“Kami ak-”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, kedua temannya sudah berlari menuju bangku tersebut.

2:1

Kalau seperti ini, Dokyeom tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Perasaan senang menjadi gambaran yang pas untuk mendeskripsikan suasana hatinya saat ini. Sebab, kursi yang tersisa tempatnya berada tepat di sebelah sang kakak.

Tidak pernah Dokyeom bayangkan bahwa angan-angannya selama ini bisa menjadi nyata.

Dengan hati-hati ia menuju kursi tersebut.

Ia duduk dengan sangat gugup. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya Dokyeom duduk bersandingan  dengan Wonwoo. Apalagi jaraknya terlampau dekat. Dokyeom bahkan bisa merasakan kulit sang kakak saking dekatnya.

Brother and I (Wonwoo-Dokyeom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang