12. Karma (2)

1K 121 18
                                    

DON'T FORGET TO VOTE & COMMENT. THANK YOU....

HAPPY END- Eh... HAPPY READING!!!!!

.
.
.
.
.
.
.


Berita kecelakaan yang menimpa Dokyeom menjadi duka tersendiri bagi orang-orang  terdekatnya. Jeonghan yang biasanya selalu berisik menjadi lebih pendiam. Sibuk memikirkan keadaan sang adik kelas tercinta yang tengah opname di rumah sakit.

“Dokyeom sudah sadar belum, ya?” ujar Jeonghan sambil menatap lesu es jeruk di depannya.

“Wonwoo juga tidak memberi kabar sama sekali.”

Sehari pasca kejadian, Seungchol, Jeonghan, dan Jun langsung mendatangi rumah sakit tempat Dokyeom dirawat. Mereka mengetahui tempat tersebut setelah berhasil mendesak Haeun dan Wonwoo secara bergantian. Di sana Wonwoo menjelaskan semua kronoligisnya dan juga hubungan apa yang ia miliki dengan Dokyeom.
Pada awalnya Jeonghan sempat marah karena Wonwoo merahasiakannya dari mereka bertiga. Seolah menganggap bahwa mereka hanya sebatas teman saja. Padahal mereka menganggap lebih dari itu. Tetapi melihat Wonwoo yang terus meminta maaf serta mendapatkan bujukan dari Seungchol, akhirnya pemuda bermarga Yoon tersebut mau memafkan Wonwoo dan meminta pemuda tersebut untuk tidak lagi merahasiakan sesuatu hal lagi kepada mereka.

“Pantas saja waktu di UKS kemarin aku merasa aneh dengan sikap Wonwoo.”

“Kapan?” tanya Seungchol pada Jun.

“Waktu kau terjatuh di lapangan. Saat itu Dokyeom juga ada di sana, kan? Bersama temannya,” tutur Jun.

“Dengan kita saja dia terkadang masih tidak terlalu peduli kalau tidak benar-benar darurat. Tapi waktu itu, hanya mendengar namanya wajahnya langsung terlihat panik dan khawatir. Jadi itu penyebabnya...”

“Sesekali aku juga sering mendapati Dokyeom bercuri pandang ke arah Wonwoo. Aku pikir Dokyeom melakukan itu karena ia mengagumi Wonwoo. Kalian tahu sendiri kan bagaimana hebatnya dia. Jadi aku pikir itu hal yang wajar. Ternyata… tatapan rindu seorang adik terhadap sang kakak.”

Rasa duka juga tidak jauh dirasakan oleh kedua sahabat Dokyeom, yakni Mingyu dan Myungho. Mereka  juga merasa kesepian ditinggal satu kawannya. Terutama Mingyu. Jika saja waktu itu ia tidak meminjamkan sepedanya, Dokyeom tidak akan mengalami kejadian seperti ini. Sayang, keduanya belum bisa menjenguk sang sahabat karena masih ada ujian di sekolah. Sehingga membuat beban tersendiri untuk mereka.

Semua siswa disana sudah mengatahui tentang musibah tersebut. Bahkan penggalang dana juga mereka lakukan untuk membantu biaya prawatan Dokyeom. Mereka juga sudah mengetahui bahwa Joohyuk lah dalang dibalik peristiwa tersebut.

Setelah peristiwa kecelakaan yang dialami Dokyeom, murid-murid yang pernah menjadi korban kekerasan Joohyuk, satu persatu mulai berani melapor kepada polisi. Yang dimana ternyata jumlah korban tidaklah sedikit. Keluhan merekapun juga beragam. Mereka yang tidak melapor sebagain besar telah diancam, sehingga mereka takut untuk membawaya ke ranah hukum. Sedangkan beberapa korban yang berani melapor ke polisi, malah tidak ditindak lanjuti sama sekali. Membuat semua usaha mereka menjadi sia-sia dan berakhir untuk menyerah.

Beberpa waktu lalu orang tua/ wali murid juga bebondong-bondong datang  ke sekolah, meminta agar Joohyuk segera dikeluarkan dari sekolah. Mereka takut jika putra mereka akan menjadi korban selanjutnya. Tetapi sayangnya sampai sekarang pihak sekolah belum juga memberikan keputusan. Sebab, orang tua Joohyuk adalah salah satu donatur terbesar di SMA tersebut. Mungkin itu yang menjadi alasan kenapa pihak sekolah belum juga mengabulkan permintaan wali murid.

Brother and I (Wonwoo-Dokyeom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang