10. Malaikat Tanpa Sayap

1.2K 138 25
                                    

"Loh? Katanya END, kok update?"

Aku engk sekejam itu kok buat ngegantungin cerita. Soalnya aku sendiri kalo digantungin juga sakittt...

"Kok baru update?"

Sebelumnya maaf banget baru bisa up sekarang. Soalnya 2 minggu ini banyak sekali UAS dadakan. Jadi engk smpet deh buat lanjutin work
Apalagi ini bulan puasa. Pagi ngampus, sore masak, malam tarawih trus setelah itu ngerjain UAS, jadi engk ada space time sama sekali. Maaf, ya...

Buat kalian yang udah mau repot2 nunggu ini cerita makasih banyak loh ya. Maaf juga enggak bisa bales komennya satu2.

Langsung ajalah , ya... cuz dibaca!!!!

×=================×

“KIM YOGYEOM, JEON JONGKOOK! JANGAN KABUR KALIAN!!!”

Dokyeom yang sedang merapikan buku seketika tersentak dan menoleh ke arah sumber suara.

“Dasar laki-laki tidak bertanggung jawab! Kenapa aku harus satu piket dengan mereka, sih? Setidaknya minimal membantu membersihkan papan tulis. Main pergi saja.” Cerocos Yuna tidak ada hentinya.

Dokyeom yang melihat teman sekelasnya mengomel ria hanya bisa terkikik pelan.

“Kenapa ketawa?” sentak Yuna. Bukannya takut, Dokyeom malah mengencangkan suara tawanya. Sehingga membuat Yuna menjadi bertambah kesal.

OH MY GOD!!! Apa iya seorang perempuan harus membuang sampah?” ujar Yuna agak keras berharap Dokyeom dapat mendengarnya.

“Aku orangnya peka, kok. Sana lanjutin nyapunya!” Yuna terseyum sumringah mendengarnya.

“Hehehe. Thanks ya, Kyeom.”

“Buble tea satu!”

“Nih buble tea! Ambil!!!” jawab Yuna sambil menunjukkan lubang hidungnya ke arah Dokyeom dan membuat laki-laki berhidung bangir tersebut tertawa keras kembali.

“Jangan ngambekan gitu… entar cantiknya luntur, Na.” Canda Dokyeom.

“Aku aduin ke Yeeun bagus kali, ya.”

“Ya jangan lah, Na. Bercanda.”

Mereka berdua memang sering begitu. Saling mengoda satu sama lain. Tapi tenang saja, tidak ada satu dari mereka yang memasukkan perkataan tersebut ke hati. Karena meraka tahu bahwa itu hanyalah sebuah candaan belaka. Lagipula, Dokyeom dan Yuna juga sudah mempunyai kekasih masing-masing.

“Awas, ada putih-putih di pojok kelas!”

“DOKYEOM!!!”

×=================×

Hari sudah mulai senja. Matahari dengan perlahan mulai menghilang dari permukaan bumi. Dengan bersenandung ria untuk memecah keheningan di sore hari, Dokyeom membawa sampah-sampah tadi ke bank sampah yang terletak di pekarangan belakang sekolah.

Sekembalinya dari bank sampah, indra pendengarannya tidak sengaja menangkap percakapan 2 pemuda. Awalnya dia tidak peduli, tetapi ketika salah satu dari mereka mengucapakan nama dari sosok yang menurutnya familiar, akhirnya dia memutuskan untuk berhenti sejenak guna menguping percakapan keduanya.

“Siapa lagi kini yang akan menjadi mangsanya Joohyuk?”

“Kau tahu Jeon Wonwoo?”

“Anak kelas A yang terkenal dingin itu? benar-benar cari mati dia.”

Brother and I (Wonwoo-Dokyeom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang