EMPAT

20 1 1
                                    


Mereka berempat beriringan ke kantin yang seperti aula itu.

Begitu masuk, vero disuguhkan pemandangan yang yah sudah seperti.. biasa. Antri, ribut, dan juga hmm seperti kantin sekolah biasa.

Bedanya, disini makanan yang disajikan berupa makanan seperti dirumah, bergizi dan sehat, kemudian ada juga sederetan makanan yang berada di kantin sekolah biasa, seperti bakso, mie ayam, siomay, jus buah dan lain-lain, terserah mau pilih yang mana.

Yang pasti makanan disini terjaga dari michin yang merajalela.

Terlihat warung kecil bagian makanan sebagian terletak di pinggir berdekatan dengan dinding, tempat tempat makanan tersebut seperti berbentuk L ,

juga tempat duduk yang berada di tengah tengah kantin itu, sebagian bangku ada yang dekat jendela, yang tidak dijadikan stan makanan, pasti sangat nyaman jika duduk di sekitar situ.

Kantin yang vero datangi adalah kantin utama untuk semua murid, sedangkan untuk bagian guru dan staf letaknya terpisah.

Lavina dan dessi menarik vero ke tengah-tengah tempat duduk yang masih kosong.

"Lo pada mau pesen apa? Biar gue yang pesenin". Tanya dessi saat sudah sampai di tempat duduk.

"Gue mie ayam, sama jus jeruk aja". "Lo apa ver?" Tanya lavina setelah berunding dengan lavina kemudian menanyakan vero yang masih celingak celinguk sekeliling kantin.

"mm.. aku siomay aja deh, sama milo dingin, siomay nya jangan pedes dess" ucap vero setelah ia bingung mau makan apa.

"Di tunggu ya nona nona" dessi langsung melesat cepat ke arah tujuannya.

"Aku ke toilet sebentar ya" vero beranjak setelah pamit.

Namun baru beberapa langkah, vero melihat seorang laki laki menaiki skateboard dengan kedua tangan di saku celana, masuk ke dalam kantin. suasana yang tadinya ribut menjadi hening, mengakibatkan vero juga melambatkan langkahnya.

vero melihat laki laki itu semakin dekat dengannya, zahra membelalakkan matanya, baru kali ini dia melihat makhluk yang tampan.

"Apakah ia juga blasteran sepertiku?" Batin nya bertanya.

langkah vero semakin melambat, vero tidak bisa memalingkan tatapan nya dari sosok laki laki itu, hingga jarak keduanya dekat, laki laki itu tiba tiba menatap vero tajam. Seolah di sihir, waktu disekitar vero terasa melambat.

wajah tampan itu semakin jelas dengan netra berwarna hitam pekat seperti malam tanpa bintang.

Rambutnya yang hitam berantakan namun tidak kriting bergerak pelan, menyingkir untuk memperlihatkan alis yang lebat dengan garis yang tegas di wajahnya.

Oh my..

vero terus memperhatikan setelah laki laki itu melewatinya dan sampai di pendingin minuman.

vero menggelengkan kepalanya. hampir, hampir saja dia terpesona akut oleh makhluk itu. vero akui laki laki itu memang tampan, namun setelah itu apa?.

vero mengedikkan bahunya memilih tidak peduli dan melanjutkan jalannya, membuat vero tidak sadar bahwa disekitarnya telah berubah.

Ia terus berjalan pelan hingga sampai keluar pintu, namun seseorang menabraknya membuat dia tersungkur ke depan dengan lutut mencium lantai.

"Kambeng!" umpat vero keras setelah berada dilantai dengan menyedihkan.

Ia mendongak ingin memaki pelaku yang mendorongnya itu, namun kata katanya tersendat, ternyata makhluk tadi.

vero melihat makhluk itu lalu melihat lemari pendingin.

Because It's You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang