DELAPAN BELAS

3 0 0
                                    

Vero telah sampai di kampusnya dengan kecepatan penuh, bahkan sang bodyguard tadi ia suruh menduduki kursi penumpang dan ia yang menduduki kursi kemudi,

vero tau bahwa pria yang berumur 40 taun disampingnya ini lebih memilih terlambat dari pada ugal ugalan sepertinya.

Maka dari itu, ketika keluar dari rumah pamannya, ia langsung merebut kemudi dan hampir meninggalkan bodyguardnya jika ia tidak menduduki kursi samping.

Dan sekarang, ia mengendap endap lewat pintu depan ketika dosen sedang menulis materi di papan tulis.

Bahkan satu kelas kompak ketika vero menyuruh mereka diam, bagaimana tidak, mereka pernah diposisi yang sama dengan vero.

"Ms. Hawkins, kenapa anda terlambat?". Namun sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya hari ini.

"Eh, em.., I'm sorry Miss, pengawalku mengalami abscessus* di daerah terlarangnya, dan anda tau, ia tidak nyaman dengan itu, sehingga membawa mobil pun melambat". Kini vero menjadikan bodyguardnya tumbal. Lagi.

Satu kelas tertawa mendengar alasan vero.

Sungguh mereka membutuhkannya, menghilangkan suasana tegang yang berasal dari wanita paruh baya dengan kacamata besar yang berada tak jauh dari papan tulis.

Sang bodyguard yang mendengarnya pun merutuk kesal diluar kelas.

Dan hasilnya, disinilah ia berada, laboraturium. Miss.Casnoff menyuruhnya membersihkan alat alat laboraturium yang berdebu.

Sebenarnya ia tidak keberatan, namun laboraturium yang ditunjuk Miss.Casnoff adalah laboraturium terangker yang pernah ada, berbeda dengan laboraturium utama yang baru.

Untung saja ada bodyguardnya, jika tidak, vero akan menangis ketakutan.

"Veroo.." gadis cantik berambut golden blonde dan bermata hazel yang tidak lain adalah sepupunya itu berlari kearah vero dengan wajah semangat.

"Who are you?" Tanya vero tanpa menatap nathalie. Yang membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Maafkan aku cantik, aku lupa membangunkan mu tadi pagi" kini suaranya penuh dengan penyesalan. Namun tak ada respon.

"I'm sorry, aku terlalu semangat karena ini" nathalie menunjukan tangannya yang ramping di depan wajah vero. Meminta perhatian agar vero melihatnya.

"Oh, cantik sekali tangan mu nathalie, seperti tangan ini" sahutnya santai dan menunjukkan tangan dari patung tengkorak yang terletak di meja.

"Eghh, stupid girl, lihat ini" kini gadis itu menunjukan jari tengahnya kearah vero.

"Oh, sekarang kau mengejekku? Aku juga bisa, ini untukmu, sayang" balasnya dengan menunjukkan jari tengahnya juga.

"how stupid you are veronica!, Kau tidak lihat apa yang berada di jariku" tanyanya dengan kesal dan menggoyang goyangkan jarinya.

"Cincin yang indah nathalie... oh! cincin yang indah! Jangan bilang? Kau!, Dia?!" Kini vero baru mengerti apa yang sedari tadi sepupunya itu ingin tunjukan. Matanya membola, mulutnya sedikit ternganga.

Sedangkan sepupunya itu memutar bola matanya malas atas kelemotan vero.

Namun tak urung ia menjelaskan dengan semangat kepada vero.

"Ya! Ya!, Austin melamarku vero.., tadi pagi ia mengajakku berangkat bersama, aku mengira kami akan pergi ke kampus seperti biasa, tapi dia mengajakku ketempat pertama kali kami bertemu, dan melamarku disana! dia memintaku untuk menikah dengannya setelah lulus kuliah nanti, bagaimana ini, aku sangat bahagia." Nathalie menjelaskan dengan menggebu gebu disertai matanya yang sedikit mengeluarkan air mata karena bahagia.

Because It's You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang