DUA PULUH SATU

1 0 0
                                    

Suasana dunia malam yang gemerlap tak mengusik ketenangan pemilik mata kelabu yang sedang meminum red wine di gelasnya.

Entah sudah gelas ke berapa yang mengalir ke tenggorokannya namun itu pun tak kunjung membuatnya mabuk.

Ingatan tentang gadis itu terus berputar di kepalanya.

Sebelah tangan yang diperban kembali mengangkat gelas dan  meminum cairan merah didalamnya.

Hingga seseorang datang menepuk bahunya.

"Informasi itu benar adanya, besok kita akan menjalankan rencana" katanya.

Ya, mereka mendatangi salah satu club terkenal bagi kalangan atas, mencari keberadaan target misi mereka.

Seorang pria yang berumur 40an lebih, pemilik perusahaan rokok terkenal dinegaranya, dengan senyum nakal yang selalu diumbar untuk menarik wanita manapun yang bersedia menghangatkan ranjangnya.

Pria tua yang masih sanggup menerjang wanita tanpa memperdulikan usianya yang hampir setengah abad. Membuat pria bermata kelabau itu mendengus jijik.

Dari informasi yang ia dapat, pria tua ini sangat menggilai wanita, baik itu yang menyerahkan diri maupun yang diperkosanya. Sungguh pria tua yang bejat.

Membuat archer bernafsu membunuh pria itu secepatnya.

Dengan menyewa jalang sebagai pengorek informasi. Mereka pun mulai menyusun rencana untuk esok.

Salahkan pria tua itu yang terlalu sibuk menabur benih dimana mana, tanpa memperhatikan siapa yang menjadi lawan mainnya diranjang.

Archer menyeringai menyeramkan.

Ia kembali menegak minuman ketika wajah gadis itu kembali menerjang ingatan.

"Jika kau ingin mabuk, bukan itu yang harus kau minum" kata sam, pria yang menepuk bahunya tadi.

Archer mengabaikan pria itu.

Sam tau, red wine tidak akan membuat archer mabuk namun dari banyaknya yang ia minum, pria berambut abu abu itu paham bahwa archer sedang memikirkan sesuatu, ingin minum banyak, namun tak ingin mabuk.

Seperti biasa, sam pamit ketika menemukan mangsa dan meninggalkan archer sendirian.

Archer yang jengah menyudahi minumnya, lebih memilih kembali ke apartemennya mengabaikan jalang yang terus meliriknya lapar.

Ya apartemen, bukan rumah gadis itu.

****

DOR!

DOR!

DOR!

bunyi tembakan berkali kali mengarah ke mobil yang kini melaju dengan kecepatan tinggi.

Suasana jalan nampak sepi ketika mereka memasuki hutan.

"Shit! Oh selly ku yang manis, aku akan membalaskan dendamu sayang" kata seseorang didalam mustang berwarna army gelap sambil mengelus setir bundar yang sexy.

Ia kembali membuka jendela dan menembakan pistolnya kearah van besar hitam yang ada didepannya.

"Cepatlah sialan!" Umpatnya dibalik earphone yang terhubung ke seseorang.

"Aku sudah mengatakan jangan membawanya" ucap seseorang disebrang sana beserta kekehan orang lain.

"Damn! Ron!, Apa yang kau lakukan! Cepat matikan mesin mobil sialan itu, sebelum selly ku habis dilubanginya" ucapnya lagi kepada ronald, rekan mereka malam ini.

Because It's You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang