ENAM

11 0 0
                                    

Langit begitu gelap namun tak jadi hambatan untuk bintang bintang muncul dipermukaan, membuat lagit tampak menakjubkan malam ini.

Hanya saja, malam ini bukan malam yang menakjubkan bagi seseorang yang berada tepat diatas gedung tinggi yang sedang menyandar di pembatas.

Seseorang yang berperawakan tinggi itu mengenakan pakaian serba hitam, sarung tangan hitam serta jaket kulit bertudung belakang yang juga hitam.

Juga iris mata dan rambutnya yang acak acakan itu berwana hitam seperti langit malam tanpa bintang, serta masker yang menutupi sebagian wajahnya. ia juga membawa tas gitar di punggunya.

Siluet itu memandangi langit juga jalan kota bergantingan, menimang nimang apa yang dirasakannya malam ini. Namun suara seseorang dikupingnya membuat dia mengalihkan perhatiannya ke satu arah.

"Black, satu jam dari sekarang." Ucap seseorang dibalik earphone nya.

"Hm.." jawabnya singkat. Ya, dia black.

Kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari tas gitarnya, yang ternya bukan berisi gitar, melaikan senjata rakitan berwarna hitam panjang.

Senjata itu adalah jenis SPR 2, memiliki peluru MU3-SAM yang mampu menembus baja sekalipun, dan dilengkapi perendam suara yang membuat sniper mana pun tidak diketahui lokasinya saat melakukan tembakan.

Setelah beberpaa menit,
Black mengatur posisinya dan mengatur arah senjata ke target yang sejak tadi mereka incar.

Setelah ia rasa pas, black mengatur nafasnya, dan menatap tajam target dari teropongnya.

Ia siap menembak kapan saja karena ia telah pastikan bahwa ini tidak akan meleset.

Sebelum menggerakkan jarinya, ia berucap,

"Lumpuhkan dan bereskan".

TUB

Prankk

Mendadak kaca pecah disuatu tempat di seberang sana, kemudian disusul seseorang yang jatuh dengan lubang di keplanya.

Jeritan langsung memenuhi ruangan yang merupakan restoran bintang lima itu.

"Clear". Black pun memasukan kembali peralatannya kemudian dengan buru buru ia pergi ke dalam gendung serta berkamuflase sebagai OB, tidak ada yang menyadarinya sama sekali.

Ketika sampai dibawah, ia pun pergi menggunakan motornya yang ternyata sudah disediakan. Sebelumnya, ia hanya jalan atau naik angkutan umum seperti orang biasa pada umumnya.

Motor trill itu melaju dengan kecepatan tinggi di jalan yang begitu ramai kendaraan, tapi bukan hal sulit bagi si pengendara melewati nya dengan mudah.

Setelah cukup lama black di perjalan akhirnya ia tiba di sebuah gedung yang tidak begitu tinggi, hanya ada 10 lantai saja, ia pun segera memarkirkan motornya di tempat biasa kemudian berjalan dengan santai ke arah lift.

Black menekan tombol angka 10, sambil menunggu sampai, ia memeriksa ponselnya yang ternyata terdapat pemberitahuan di tabungannya bertambah ke nominal yang menggiurkan bagi orang lain yang melihatnya, namun tidak bagi sipemilik uang yang baru saja ia dapatkan itu.

Setelah sampai ke lantai 10, ia kemudia berjalan ke arah bagian ujung apartemen ini, ya, ini adalah apartemen milik black.

Black masuk dan langsung di suguhkan oleh ruangan yang serba kelabu, ruangan ini bewarna abu abu yang sedikit diberi warna putih pada bagian bagian tertentu.

Ruangan ini nampak seperti dirinya, di sebagian dinding banyak sekali koleksi skateboard miliknya yang sudah rusak tanpa roda, ia gantung didinding sebagai penghiasan. Ruangan ini sangat sederhana, nyaman, juga kelam, ada dua kamar yang tersedia dalam ruangan ini, salah satunya kamar black.

Ia berjalan ke arah kamarnya membawa tempat gitar yang berisi senjata itu ke lemari, di dalam lemari ia menggeser sesuatu yang lumayan berat, dibaliknya terdapat ruangan yang tidak terlalu besar.

Disini lah black menyimpan barang yang dibawanya untuk melakukan misi tersebut.

Setelah menyusun senjatanya, ia keluar, dan kembali menutupnya, kali ini dia menguncinya dengan gembok besar.

Setelah itu black pergi ke kamar mandi.

Tiga puluh menit kemudian, black sudah terbaring di tempat tidur yang berwana sama dengan dindingnya itu.

Black menerawang langit langit kamar, berbagai rasa kini menjalari hatinya, membuatnya gelisah dan tidak nyaman, ia bingung dengan perasaannya akhir akhir ini.

Biasanya black selalu menjalani kehidupannya dengan perasaan kosong. Namun entah kenapa ada sesuatu yang membuatnya tidak lagi bisa membuat perasaan itu kosong, tapi black juga tidak tau apa yang terjadi. Ia pun memejamkan matanya berniat untuk tidur.

Namun setelah black coba beberapa lama ternyata tidak bisa. Black pun langsung bangkit dan terduduk dipinggir tempat tidur, kedua siku tangannya ia letakkan di lutut kemudian tangannya ia katupkan dan menyanggah dagunya seolah berpikir sesuatu, ia kemudian membuka laci di samping tempat tidurnya.

Black mengambil sesuatu yang berbentuk kotak persegi kecil berwana hitam yang berukir emas di setiap sisinya.

Black pun memandangi benda yang ada di telapak kanannya, itu adalah mancis besi yang sudah tua. Alex membuka dan menutupnya, begitu terus hingga ia terbaring.

Beberapa menit kemudian, alex tertidur.

***

"Aku terbuai tanpa penjelasan"

Because It's You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang