EMPAT BELAS

3 0 0
                                    


Alex tertidur lama di atap gedung laboraturium sejak istirahat pertama.

Ia berbaring di lantai dengan tangan kanan menutup matanya menghalangi sinar matahari. Angin membelai rambutnya pelan.

Ponsel disakunya berdering tidak menggangu kegiatan alex rebahan.

Ponselnya berdering lagi membuatnya terduduk, mangambil ponselnya.

Keningnya berkerut ketika melihat nama nona mudanya yang memanggil. Ia melihat jam, ternyata sudah 15 menit sejak bel pulang berbunyi.

Alex menggeser tombol hijau, menempel kan nya ke telinga.

"Hall.." ucapan alex terpotong. Ia mendengar nonanya bertanya dia dimana dengan suara berbisik. Kemudian alex mendengar suara ketukan.

Siapa?

Suara vero bertanya disebrang sana.

Cantik ayo kita main

Suara itu membuat alex bangkit dan berjalan kearah pintu.

"Tunggu sebentar, nona". Alex mematikan ponselnya, ia berlari kencang menuruni tangga.

vero mengatakan ia sedang di toilet.

Alex mengumpat, siapa yang berani mencari gara gara disekolah ini?

Awalnya alex ingin mencari disetiap toilet. Namun ia tak sengaja melihat toilet yang tidak jauh dari kelasnya, seorang pria berwajah tua yang sedang berdiri diluar namun menggunakan seragam SMA seperti dirinya.

Alex menggertekan giginya geram. Alex tau pria itu bukan anak SMA, pria itu hanya menyamar.

Pria itu masih belum mengetahui alex sudah dibelakangnya.

Alex mendorong kuat pria itu dengan kakinya sampai pria itu masuk kedalam menabrak pintu salah satu toilet didalam.

Ternyata pria itu tidak sendiri, melainkan satu orang lainnya yang sedang menusukan pisaunya ke pintu yang alex yakini tempat vero berada.

Alex menggeram marah. Ia menendang pria itu hingga tumbang. Ditariknya pisau yang tertancap di pintu.

Alex kembali menghajar mereka dengan bengis. Kemudian menancapkan pisau di kedua paha pria yang tadi menunggu diluar,

pria itu berlutut dan menjerit pilu, namun alex tidak peduli, ia menendang wajahnya dengan lutut, membuat pria itu tumbang tak sadarkan diri.

Alex melakukan hal yang sama pada pria satunya lagi.

Setelah selesai, alex mencuci tangan yang terkena darah.

Alex melangkah ke pintu vero berada. Mengetuknya dan memanggil nonanya.

Pintu terbuka, alex langsung masuk dan mengunci pintunya kembali.

"Alex.."

Wajah gadis yang kini nonanya itu pucat seperti tak berdarah.

Alex melihat nonanya sedang membawa banyak bawaan termasuk tas miliknya yang diletakkan didepan tubuh nonanya.

Hingga pandangannya jatuh kelengan kanan nonanya yang berdarah.

Rahangnya mengeras.

"Tunggu sebentar nona" alex mengambil ponsel disakunya. Menelepon seseorang. Sebelah tangannya bergerak melepaskan dasi yang tidak tertempel rapi dilehernya.

"Kirim mobil ke sekolah. Bawa beberapa orang untuk mengangkut sampah, saya ditoilet wanita." Setelah berucap singkat, alex mematikan ponselnya. Ia kembali melihat nonanya. Wajahnya masih terlihat pucat.

Because It's You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang