SEMBILAN

8 0 0
                                    


Kali ini vero datang terlambat, ia datang dengan gayanya seperti pembantu, rambut digulung asal, baju dikeluarkan, serta kaus kaki yang belum ditarik sempurna.

vero terlambat karena jam beker dan ponselnya mati.

vero terus berlari sambil menggit roti sarapan paginya.

Gerbang sekolah sebentar lagi akan tertutup, ia menambah larinya kencang. Jika saja ban sepeda vero tidak bocor, maka ia tidak akan seperti ini, mana ojol yang zahra pesan tadi mogok dijalan.

Pak satpam memicingkan matanya, begitu juga vero, mereka seperti tokoh anime yang akan melakukan pertarungan, pak satpam menarik gerbang sedangkan vero yang berlari kencang.

Gerbang tinggal sedikit lagi mentup namun vero tetap berhasil melewatinya berkat tubuh rampingnya.

Ia menghentikan larinya dengan menjadikan kakinya sebagai rem, yang membuat debu di sekitar berhamburan, vero yang sedikit membungkuk menatap mata pak satpam tajam, seolah menunjukkan bahwa kali ini pak satpam tidak terlalu cepat untuk menghentikannya.

Dari matanya ada api yang menyala nyala begitu juga pak satpam seperti di film naruto.

vero menegakkan tubuhnya, mendengus sombong kearah pak satpam dengan roti yang masih digigitannya.

Detik selanjutnya roti itu terjatuh ketanah.

vero melihat ada satu makhluk lagi yang melihat kejadian di antara pak satpam dan dirinya berada tidak jauh di belakang pak satpam dan menyenderkan tangan kirinya ke dinding pendek di pos.

Ia tertawa geli memperlihatkan wajah manisnya.

Laki laki itu masih terkekeh geli hingga membuat vero sedikit malu.

Sebenarnya vero memang melihat sekilas bahwa ada orang lain yang sedang menyandar di pos satpam tapi fokusnya teralihkan kegerbang.

vero menunduk, ia cepat cepat kabur dari sana dan menuju kelas, ketika ia di jalan sambil menunduk, vero tak sengaja melihat kaus kakinya juga bajunya, kemudian ia meraba rambutnya, rasanya seperti di sambar petir di pagi hari.

Penampilannya sangat berantakan, menambah malu yang dideritanya.

vero berbelok menuju ke toilet dulu, kini ia tidak peduli jika ia terlambat, vero harus merapikan dirinya terlebih dahulu.

***

vero bisa dibilang beruntung, guru untuk les pertamanya tidak masuk. Jadi vero selamat dari amukan guru tersebut.

vero melangkahkan kakinya memasuki kelas yang ramai bak pasar babi di medan.

"Woy, kok lo telat?", tanya lavina ketika vero sudah sampai pada bangkunya.

Teman teman yang lain juga menanyakan hal sama, tapi dibalas cengiran oleh vero.

"Aku bangun kesiangan" jawab vero singkat. Sebenarnya vero ingin sekali bercerita tentang kejadian yang menyangkut pautkan makhluk berbahaya dari sekolahnya. Tapi vero rasa itu tidak perlu.

vero pun duduk sambil menopang dagunya.

Setelah berberapa saat, vero dan teman temannya mulai memfokuskan diri kedepan, karena jam belajar pun berganti ke pelajaran selanjutnya

***

Bel istirahat.

vero dan dua sahabat barunya pergi kekantin untuk makan.

Mereka menduduki bangku yang kosong. Dan giliran vero yang memesan makanan mereka.

Setelah mengingat pesanan mereka, vero menuju stan makanan.

vero menunggu beberapa menit kemudian mengambil pesanannya dengan nampan yang tersedia untuk membawa makanan banyak.

Setelah di susun vero pun mengangkatnya, ketika vero ingin berjalan kearah kursi mereka, seseorang menyenggol bahunya.

"Aish!" Desis vero pelan karna nampan yang dia pegang hampir saja terjatuh karena senggolan itu.

"Eh, sorry, sorry, gue gak sengaja". Tendengar suara laki laki di sebelah vero, ternyata itu adalah orang yang menyenggolnya.

vero terkejut, dilihatnya pemuda manis yang tadi ada digerbang, tidak sengaja menyenggolnya, dan raut wajahnya nampak bersalah.

vero hanya mengangguk tanda ia menerima maafnya walaupun vero sedikit malu mengingat kejadian tadi.

Saat hendak pergi ada tangan yang mengambil alih nampannya. Yang ternyata masih lelaki tadi.

"Biar gue aja yang anter, kayanya lo kesusahan" ucap lelaki itu lagi.

"Gak usah, biar aku aja, gak apa apa" vero menolak dan ingin mengambil alih nampannya namun tidak di izinkan .

"Gue aja yang bawa, udah rame ntar kena senggol lagi, dimana meja lo?". Laki laki didepannya tetap memaksa akan membawanya.

Sebenarnya vero ingin merebutnya lagi, tapi ia tiba tiba merinding karena di tatap sinis oleh sebagian orang dikantin.

vero hanya mengangguk dan menujukkan mejannya. Kemudian mereka berjalan kearah meja vero dan sahabatnya.

Mereka juga kaget karena makanan mereka diantar seseorang yang tidak mereka duga.

"Eh aduh, galang, makasih ya, jadi ngerepotin nih kitanya". Dessi yang sedari tadi memperhatikan mereka, berdiri dan mengambil nampan yang ada di tangan pemuda itu.

Setelah bebasa basi pemuda itu melangkahkan kakinya pergi. Vero menghela nafas lega, karena ia juga lapar dan tak ingin meladeni galang galang itu.

Mereka pun mengobrol, membicarakan sang ketua osis yang tak lain Galang sergio itu.

Mereka mengatakan bawa vero beruntung bisa berinteraksi dengan pentolan sekolah mereka.

Galang digang gadangkan sebagai makhluk tertampan setelah alex. Galang pun mendapat gelar malaikat dan alex tentu saja iblisnya.

Vero aja terkikik geli mendengar ketidak masuk akalnya penjelasan mereka.

Dikarenakan tampang yang indah, mereka rela melakukan apa saja demi mendapat respon dari sang pujaan.

Beruntunglah vero dengan sifat tidak peduli sekitarnya, jika tidak ia mungkin menjadi salah satu wanita yang terpedaya. Ya walaupun awalnya ia terpesona, namun jika vero pikir, pasti masih banyak yang lebih diluar sana, jadi ia menganggapnya dengan santai.

Bel istirahat sudah selselai berbunyi, mereka pun kembali kekelas masing masing.

Because It's You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang