DUA PULUH TIGA

2 0 0
                                    

"Alex.." ucapnya lirih.

Vero tertidur dengan gusar, wajahnya berkeringat namun matanya terpejam, ia sedang bermimpi buruk.

Ia menjerit tertahan. Nafasnya tersengal.

Tanpa sadar mencengkram dan mencakar pinggangnya sendiri.

Sebuah tangan menyentakkan lengannya hingga ia sadar dari mimpi buruknya.

Matanya terbuka lebar, ia tersentak bangkit terduduk dengan nafas tersengal.

Matanya mulai was was dengan sekitar. sebuah suara memasuki pendengarannya.

"Kau dikamarmu" suara berat tak asing itu membuat vero menoleh ke asal suara.

"Archer?" Tanya vero dengan suara serak.

"Ya nona" ucapnya lagi, cahaya remang kamar vero membuatnya sulit melihat dengan jelas.

Detik selanjutnya ia menghamburkan diri ke pelukan pria yang ada dihadapannya.

tangnnya melingkari leher archer dan Kepalanya ia susupkan dileher pria itu.

Aroma maskulin menerjang penciumannya, membuatnya nyaman seketika.

"Archer.."

Archer membalas pelukan vero dengan melingkarkan kedua lengannya di pinggang vero.

"Apa mereka menyentuhmu disini?" Tanya archer sembari mengusap pelan pinggang gadis itu.

Vero hanya mengangguk dalam pelukan archer.

Archer terus mengusap pelan pinggang vero yang masih terbungkus kain itu. Seolah menghilangkan bekas.

"Tidurlah" katanya setelah menghentikan usapannya.

Vero tak menjawab, ia semakin mengeratkan pelukannya.

Tak lama tubuh vero terangkat. Archer membaringkan tubuhnya diranjang terlebih dahulu, kemudian meletakkan vero yang masih memeluknya  diatas tubuhnya.

"Aku akan menemanimu, tidurlah" bisiknya rendah ditelinga vero.

Setelah mencari posisi nyaman, archer kembali mengusap pinggang serta punggung vero dengan lembut.

Menghantarkan kenyamanan yang terasa familiar bagi vero.

Tak lama nafas vero kembali teratur menandakan ia telah terlelap.

Archer mengubah posisinya, membawa gadis itu menyamping secara lembut tanpa melepas pelukannya.

Kini ia dapat berkonsentrasi.

Archer meletakkan hidungnya di pucuk kepala vero yang wangi, menghirup dalam aroma manis gadis itu. Tangannya masih tetap mengusap lembut di sana.

Namun terhenti sebentar karena tak sengaja menyentuh kulit yang membakar tangan archer secara tiba tiba. Baju vero tersingkap.

Desakan ingin menyentuhnya lagi membuat rahang archer mengeras, dengan cepat ia merapikan baju vero hingga menutup kulitnya.

Ia kembali menghirup feronom milik gadis itu untuk mencoba menenangkannya.

Dan benar, saraf saraf nya melemah hanya karena aroma manis milik gadis itu yang menguar dalam paru parunya.

Hingga ia pun ikut terlelap menyambut mimpi.

*****

Sinar menatari pagi tak mengurangi hawa dingin musim salju di kota new york.

Gadis itu menggeliat ditempat tidur, merapatkan kembali selimut tebalnnya yang nyaman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because It's You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang