ENAM BELAS

2 0 0
                                    


Sudah hampir tiga minggu berlalu, semua masih seperti biasa, sekolah vero kini semakin padat jadwalnya.

Diakibatkan mereka sudah kelas 12 , mereka mempersiapkan les untuk ujian mendatang.

Dan hari ini adalah tugas terakhir dari bodyguardnya.

Tak ada yang spesial dari semenjak terakhir kali vero terluka oleh alex.

Setelah kejadian itu, alex menganggapnya tak pernah terjadi, dan vero mengikuti alurnya, walaupun ada sedikit perasaan aneh yang vero rasakan.

Karena setelah kejadian itu setiap hari alex menjaga jarak dengannya, bahkan ia tidak lagi duduk di samping vero. Membuat vero merasakan hal janggal namun belum bisa memahami.

Sampai hari ini tiba, mereka berada satu meja makan untuk makan malam, tapi bukan hanya mereka berdua saja, kini, ayah dan bundanya sudah pulang.

"Terima kasih sudah menjaga putri saya dengan baik selama beberapa minggu ini". Ayah membuka suara setelah acara makan malam selesai.

Dan kini mereka duduk disofa ruang tamu, dengan vero yang berada ditengah tengah bunda dan ayahnya. Sedangkan alex duduk disedepan mereka.

"Anda tidak perlu sungkan pak, sudah kewajiban saya melaksanakan tugas dengan baik dan benar". Jawab alex menggunakan bahasa formal yang sama dengan ayahnya.

Itu terjadi ketika ayahnya mendapati alex yang lebih dulu berbicara formal layaknya pembisnis. Membuat ayah mengikutinya.

Selebihnya ayah tidak menuntut penjelasan, karena tak berhak menanyakan privasi seseorang yang belum dekat dengan mereka.

"Baiklah, saya hanya mengucapkan terima kasih yang pantas kamu dapat, jangan menolaknya"

"Apakah kau akan pergi malam ini?" Tanya ayah vero. Ketika tadi ia melihat alex sudah menyusun barangnya dimobil.

"Ya". Jawabnya singkat.

"Baiklah, jika kau ingin kemari, datanglah. Kami akan senang menyambutmu. Kau pasti juga berteman baik dengan putriku." Vero tersentak kaget dari lamunannya ketika ayah menepuk pundaknya.

"Berteman baik dengannya disekolah" ucapa ayahnya pada vero, dan segera dianggukinya.

Selesai bertukar kata, ayah dan bundanya membiarkan vero mengantarnya.

Dan disni ia diambang pintu. Menatap kesegala arah asalkan tidak kearah mata kelam yang sedang menatapnya datar.

Dengan memberanikan diri vero menatap balik mata kelam itu. Tidak tau berapa lama mereka saling menatap, matanya seakan perih oleh desakan yang ingin keluar.

Hatinya seakan gundah mengetahui mereka tak bisa lagi bersama.

Tangannya tergenggam erat.

Setetes air telah lolos dari pertahanannya.

Dan lelaki dihadapannya masih menatapnya lekat.

Alex mengangkat tangannya, menghapus jejak bening yang keluar dari mata madu yang teduh milik nonanya, ah bukan, ia bukan lagi nona mudanya.

Tangannya masih setia diposisi itu, bahkan tanpa sadar bergerak pelan mengelus pipi lembut yang menghangatkan jari jarinya.

Sedetik kemudian alex membeku. Senyum indah terbit diwajah cantik gadis dihadapnnya. Lesung pipinya terlihat menggoda siapapun yang melihatnya.

"Thanks, alex, sampai jumpa lagi, kuharap kamu sehat selalu" ucap gadis itu sedikit bergetar, tangannya terangkat menangkup tangan alex.

Alex tidak menjawabnya, ia menikmati tangan hangat yang berada dipunggung tangannya.

Because It's You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang