LIMA

21 1 0
                                    

Mereka terus berbincang sampai bel istirahat selesai, vero hendak ke toilet sebentar dan menyuruh teman temanya untuk kekelas terlebih dahulu, di sepanjang lorong menuju toilet vero bernyanyi kecil.

Sampai toilet dia langsung memenuhi panggilan alam nya, buang air kecil.

Setelah selesai dia keluar dan bercermin, ia rasa cuaca hari sangat panas, vero pun menggulung tinggi rambut nya asal, kemudian dia kembali kekelas.

Pelajaran selanjutnya pasti membuat vero mengantuk, namun ia tetap mempertahankan matanya.

Bel pulang pun akhirnya berbunyi membuat satu kelas bernafas lega termasuk vero yang menumpukan kepala di lipatan tangannya di atas meja,

vero merasa lelah, mungkin ini akibat beradaptasi dengan lingkungan baru, vero sangat sulit beradaptasi dengan lingkungan, mungkin 4 atau 5 hari dia mulai terbiasa.

vero meninggalkan kelas bersama teman temannya menuju gerbang, mereka menawari vero tumpangan tapi dia menolak karena dia berangkat pakai sepeda.

Teman teman vero pun pamit karena sudah di jemput.

vero berjalan menghampiri sepedanya dan sedikit mengobrol bersama satpam disana.

"Mas al mau ambil kunci?"tanya satpam itu melihat arah dibelakang vero yang ia yakini ada seseorang.

vero bisa merasakan Alex berjalan kesampingnya.

Ia sudah mendengar cerita sekaligus peringatan dari teman temannya untuk tidak membuat masalah pada Alex.

"Saya pulang dulu pak," akhirnya vero membuka suara dan langsung pamit pada satpam itu dan menuju spedanya, vero melawati gerbang itu dengan nafas lega.

vero sangat santai ketika melewati jalan dengan sepdanya, ia sesekali bersiul.

Kemudian ia berfikir, vero adalah tipe yang tidak terlalu memperdulikan ketampanan seorang pria, namun ketampanan ini sangat langka, membuat vero mau tidak mau menjadi kagum, walaupun yang vero rasa itu adalah wajar.

Dan selain kagum serta terpesona, vero tidak merasakan apapun lagi. Walaupun ada vero pasti akan menyingkirkannya.

Tak berapa lama vero pun sampai rumahannya, vero memasukkan sepedanya kedalam garasi sebelum masuk kerumah.

vero melihat pintu nya terkunci, pasti bunda dan ayahnya belum pulang, untung saja vero tidak lupa bawa kunci cadangan tadi.

"Aku pulang..." Teriak vero di tengah tengah rumah nya yang kosong itu, vero menatap sendu, tapi dia langsung mengubahnya dengat cepat.

Dulu dikampung halaman vero di medan, sepupu vero tinggal bersama mereka karena menemaninya, sekalian pergi sekolah bareng, begitu juga sewaktu ia tinggal di bandung,

vero punya sahabat dan selalu bawa sahabatnyanya itu untuk menginap dirumah karena orang tuanya yang sibuk di rumah sakit, tapi tak pernah sedikit pun dia kurang kasih sayang,

hanya karena orang tuanya sibuk tapi setiap hari selalu pulang walau pun cumna sebentar ia rasa itu sangat cukup untuk memanjakannnya.

Karna kedua orang tuanya sibuk menyelamatkan banyak nyawa, dia bisa memaklumi dan tidak bersedih,

hanya saja saat malam orang tuanya jarang pulang, lebih sering ketika pagi dan siang,

tapi krena sahabat nya yang kebetulan di samping rumah selalu di situ .

Namum sekarang vero sudah pindah lagi, dia jadi sendirian di rumah, merasa horor,

vero pun segera mengunci pintu depan dan langsung naik kekamarnya, dia bisa menonton drama atau membaca novel, untuk menghilangkan ketakutannya.

vero pun tertidur, ia terbangun karena bunda yang membangunkannya, ternyata bunda sudah pulang, vero bergegas mandi dan membantu bundanya memasak makan malam.

••••

"Oooo maiii.., aku telat yaa lord!!!"teriak vero setelah ia terbangun dan lari terbirit birit kekamar mandi.

vero tidak sempat memoles wajahnya dan menyusun rambutnya yang dia sanggul asal asalan itu,

vero hanya memasukan bedak marks, liptin dan sisir nya ke tas, berniat sampai di sekolah nanti vero baru memberbaiki penampilannya, untuk sekarang dia fokus ke seragam, sepatu dan tasnya.

vero berlari menuruni tangga menunju ruang makan, bundanya sudah menyiapakan bekal dan sarapan sebelum berangkat kerja, dan secarik note berisi pesan bundanya meminta maaf karena harus berangkat pagi pagi sekali,

vero tidak sempat lagi untuk memakan sarapan itu, ia menyambar kotak bekal dan bergegas keluar rumah serta mengunci rumah.

vero langsung mengayuh sepedanyanya sangat cepat mengimbangi rossi jika sedang naik honda beat, itu menurut vero sih.

Jam menunjukan 06.56 sebentar lagi gerbang ditutup, dengan kekuatan negara api yang membara, zahra memacu laju sepedanya dengat semangat dan cepat, hingga nyaris saja gerbang mau ditutup.

"Asssaaaa!!!" Teriak vero bangga seraya mengangkat tangannya mengikuti gaya superman, akhirnya sampai juga.

vero yang masih sibuk dengan kemenangannya itu tidak sadar dibelakangnya ada seseorang yang memperhatikannya.

vero kemudian tersadar ketika mendengar bel tanda masuk berbunyi, ia langsung memarkirkan sepeda legendnya di parkiran sepeda. Kemudian melenggang pergi kekelas.

***

Alexander berjalan santai kearah atap salah satu gedung tertinggi di sekolahnya, gedung laboraturium tanpa genteng, dia tidak peduli dengan pelajaran yang sedang berlangsung.

Ia hanya menunggu satu tahun lagi, kemudian ia akan pergi dari kota ini atau pun mungkin negara ini.

Alex mengambil rokok di sakunya..

Telfonnya berdering dan alex langsung mengankat telfonnya.

"Black.. code 99" seseorang bebicara diseberang telfon sadewa. Alex hanya berdeham menanggapi seseorang tersebut kemudian dia menutup telfonnya.

Black, nama milik alex.

Alex mematikan rokok dan beranjak pergi dari atap, alex menuju ketaman belakang sekolah, dengan cekatan ia menaiki dinding yang merupakan pembatas sekolah dan meloncat hingga sampai diluar.

"Let's Play.." ia menyeringai kejam, setelah bebicara seperti itu alex pun menghilang entah kemana.

o0o

"Aku melihat mentari"

Because It's You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang