10. Bertemu

8K 658 71
                                    


Happy reading

***

"Bagun, lihat ini!" Seru Yudi membangunkan Dion yang tengah tertidur.

"Apa sih ahh ... minggir jangan ganggu aku, ini masih pagi dan ini hari minggu!" Seru Dion tanpa mau membuka matanya.

"Beneran nggak mau lihat, ya sudah deh," sahut Yudi.

"Anjani cantik juga ya kalau gendong bayi gini. Kelihatan keibuan," Gumam Yudi sambil melihat ke arah ponselnya.

Mendengar kata Anjani dan bayi tentu membuat Dion terlonjak.

"Apa, tadi kamu bicara apa?" tanya Dion.

"Nih lihat." Kata Yudi sambil memberikan ponselnya pada Dion.

Dion terkejut melihat  potret Anjani, sekian lama menghilang tanpa jejak kini wanita pujaannya muncul namun ia terlihat menggendong bayi.

"Apakah ini bayinya? Apa Anjani sudah menikah, apa gara-gara ini orang tua Anjani menyuruhku untuk mundur dan menyerah." Gumam Dion yang masih memandang foto wanita yang selama ini ia rindukan.

"Sabar ya, Bro," ucap Yudi.

Dion langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

***

Mas Rudi

Dek, Mas merindukanmu.

Anjani terbangun saat mendengar bunyi pesan masuk di ponselnya.
Ia tersenyum saat membaca pesan singkat dari kekasihnya.

Anjani

☺☺ cepat pulang.

Mas Rudi

I love you.

Anjani meletakan ponselnya tanpa membalas pesan cinta dari Rudi.
Ia keluar dari kamarnya, harum masakan ibunya langsung menyeruak masuk ke indra penciumannya.

"Harum, bikin tambah lapar." Gumam Anjani sambil berjalan menuju dapur.

"Masak pindang srani ya, Buk?" tanya Anjani.

"Iya, sudah lama kan kamu nggak makan beginian," sahut Hera.

"Iya Buk, wuiihh mantap Nih!" seru Anjani.

"Ini buat nanti agak siangan, kamu kalau makan ini pasti nggak mau pakai nasi magg kamu bisa kambuh nanti. Sana kamu sarapan nasi kuning dulu sudah ada di meja makan, tadi pagi ibu masak sedikit," kata Hera.

"Iya deh." Anjani langsung beranjak menuju meja makan untuk memakan sarapannya.

"Mbak An, Edo belikan HP dong." Kata Edo saat menghampiri Anjani yang tengah menikmati nasu kuningnya.

"Eh kamu ini, masih kecil nggak boleh main HP!" seru Anjani.

"Udah SMP kok kecil sih, Mbak," sahut Edo.

"Kamu kan sudah punya HP, Dek," sahut Anjani.

"Hhh ini bukan HP, Mbak. Ini namanya ulekan bisanya cuma telpon sama sms."

"Lahh ... HP itu ya memang buat telpon sama sms to, Dek."

"Enggak Mbak, yang bisa ada permainannya, bisa WA, bisa foto yang kayak punyanya Mas Arman sama Mas Raka, Mbak," sahut Edo.

Menjemput Cinta (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang