Happy reading***
Rudi memanggul Bian ke sana ke mari. Bocah umur empat tahun itu tertawa riang saat paman kesayangannya terus saja mengajaknya bermain.
"Ayo Pakdhe kita muter ke sana," ajak Bian.
"Ehh sudah, Pakdhemu bisa sakit tulang kalau terus-terusan gendong kamu Bian!" seru Sinta- mama Bian.
"Yahh ... Mama!" seru Bian kecewa.
"Sudah pantas jadi ayah tuh, sana buruan nikah!" seru Sinta adik satu-satunya yang Rudi punya.
Rudi tersenyum sambil meletakan keponakan kesayangannya di sofa.
"Bian mandi dulu sana, bau asem." Kata Rudi setelah mengendus tubuh keponakannya itu.
Bian mengendus tubuhnya sendiri, lalu ia tersenyum.
"Ayo Mah, Bian mau mandi!" seru Bian pada Sinta, mamanya.
"Ayo." Sinta berdiri menggandeng putranya menuju kamar mandi.
"Rud," sapa Yanti pada putranya.
"Ibu," sahut Rudi saat Yanti sudah duduk di sebelahnya.
"Kapan kamu mau menikah? adikmu saja sudah mau dua anaknya. Bian sudah umur empat tahun, sebentar lagi juga mau punya adek," kata Yanti.
Rudi tersenyum, "Rudi nggak buru-buru kok, Buk. Mungkin belum waktunya," sahut Rudi.
"Hhhhh ...." Yanti menghela nafas, "jangan terlalu santai. Ibumu ini sudah tua, ibu takut kalau ibu nggak sempat melihat kamu menikah dan punya anak," imbuh Yanti.
"Hhh ... kok ngomongnya gitu sih, Buk," sahut Rudi.
"Lha iya toh, kamu ini apa masih mengharap cinta dari anaknya si Surya itu?" tanya Yanti yang di balas anggukan oleh putranya.
"Hhhh ... apa nggak bisa cari perempuan lain kamu ini?" tanya Yanti.
"Hhhh ... sulit Buk, Rudi sudah mentok sama dia."
"Lha emangnya dia mau sama kamu?" tanya Yanti.
Rudi tersenyum, "kita sudah pacaran kok, Buk," sahut Rudi lirih.
"Ha?! Kok kamu nggak bilang sama ibu?" tanya Yanti, Rudi hanya bisa nyengir menjawab pertanyaan dari ibunya.
"Kalau begitu langsung saja dilamar!" seru Yanti antusias.
"Ya nggak buru-buru gini dong, Buk. Kita juga baru pacaran."
"Kamu kalau nggak berani, biar Ibu sama Bapak yang melamarkannya untukmu," kata Yanti.
"Hhh ... Ibu ini, alon-alon asal kelakon toh, Buk ... Buk ...," sahut Rudi.
***
Anjani tak bisa tidur nyenyak, pikirannya di penuhi oleh bayang Dion.
Tiga tahun usahanya untuk melupakan Dion dan menyingkirkan Dion dari hatinya kini hanya sia-sia saja. Hanya dengan sekali pertemuan semuanya menjadi kacau."Nggak ... nggak ... nggak. Ayo Anjani kamu pasti bisa!" seru Anjani menyemangati dirinya sendiri.
Wika
Galon ya, Buk .... 😂😂
Gitu aja langsung nggak bisa tidur.
👎👎Suasana hati Anjani tambah kacau ketika membaca pesan dari Wika.
"Kampret tuh orang!" gerutu Anjani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Cinta (TAMAT)
RomanceIni sekuel dari Menjadi Wanita Kedua Dewasa 18+ Anjani rela hidup sendiri jauh dari orang tua dan keluarga demi untuk menata ulang hidupnya. Ia memutuskan meninggalkan kota kelahirannya dan memulai hidup barunya bersama pria baik yang mencintainya...