♥1♥

11K 496 17
                                    

Happy Reading!

▩▦▧

Warning! ★Typo★

🎐

Tawuran antar sekolah sudah biasa terjadi. Baku hantam terjadi untuk mempertahankan harga diri. Sebuah jalan sepi itu di penuhi orang-orang yang telah tumbang dengan luka yang tidak bisa di anggap kecil. Sampai tersisa salah satu dari mereka masih berdiri dengan napas terengah, menatap seluruh lawannya yang kalah di tangannya. Ya, nyatanya mereka bukanlah tawuran antar kubu, tapi antar kelompok dan individuㅡ16 orang lawan 1. Dan kemenangan di dapat oleh satu orang itu. Luar biasa.

"Cih, payah! " ucap pemuda itu remeh. Menepuk-nepuk seragam lusuhnya dan meraih kembali tasnya. Lalu bersiul melangkah pergi dari sana.

.

.

'Ceklek!'

Pintu flat kecil itu terbuka, bunyi engsel pintu kayu itu terdengar nyaring.

"Hyung pulang! " teriak pemuda tadi. Rumah itu terlihat sepi tak berpenghuni, lampu pun masih mati padahal hari sudah mulai malam.

"Yeonjun-ah?" panggil pemuda berseragam itu. Ia melepas tas dari tubuhnya dan menyimpannya di sofa rumahnya. Mencari saklar lampu, dan menyalakannya. Seketika letak ruangan itu terlihat jelas.

"Apa dia sudah tidur? " tanyanya pada diri sendiri. Tapi tidak biasanya adiknya itu tidur jam segini.

Pemuda itu membuka perlahan pintu kamar adiknya dan terlihat tubuh remaja lain meringkuk di kasurnya.

"Jun-ah? " pemuda itu mengusap bahu adiknya pelan, berusaha membangunkan. Tubuh adiknya menggeliat perlahan.

"Eoh? Hyung? Kau sudah pulang? " tanya adiknya parau. Remaja bernama Yeonjun itu mengusap matanya memperjelas penglihatan.

"Tentu saja. Tumben kau tidur jam segini? " tanya hyungnya itu.

"Ah! Aku ketiduran tadi. Tubuhku begitu lelah. " ucap adiknya itu. Sang kakak hanya mengangguk paham. Adiknya ini memang sudah berada di tingkat tiga sekolah menengah pertama, yang mengharuskannya untuk lebih giat belajar dan mengikuti kelas tambahan lebih sering. Mempersiapkan ujian mendatang.

"Kau belum makan kan? Ayo kita pergi keluar dan mencari makan. " ajak sang kakak. Yeonjun hanya menunduk tak bersemangat mendengar ajakan itu.

Dahi pemuda yang lebih tua mengernyit bingung, "Ada apa? " tanyanya.

Yeonjun menatap kakaknya sendu, "Apa tidak apa kita makan di luar? " tanyanya lirih.

Sang kakak tersenyum mengerti, adiknya ini memang pengertian. Yeonjun tidak suka membebankan kakaknya. Tapi berbeda dengan sang kakak, yang akan melakukan apa aja untuk sang adik. Setelah kepergian kedua orang tuanya, ia lah yang menanggung semuanya. Termasuk biaya sekolah sang adik.

"Tentu saja. Hyung mendapat bonus dari bos. " ujar sang kakak mantapㅡTersenyum manis. Yeonjun tertawa mendengarnya. "Baiklah. Kajja! " pekiknya semangat.

.

.

Disinilah mereka berada, kedai ramen. Yeonjun lah yang memaksa memilih ramen sebagai menu makan malam mereka. Sempat berdebat dengan sang kakak yang lebih memilih mencari makanan berupa nasi. Karena bagaimana pun ramen bukan makanan yang sehat. Tapi apalah daya dia, Yeonjun segalanya baginya. Kebahagiaan adiknya yang utama. Karena hanya adiknya lah yang ia miliki sekarang.

BELOFT (약속) - taekook ★ vkook •Brothership• [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang