♥13♥

2.5K 244 30
                                    

Happy Reading!

💌

*note: part ini cukup panjang.
Jangan lupa vote!

🔹🔹🔹

Entah sudah berapa kali Jimin mengusap wajahnya frustasi. Sudah beberapa jam ia menunggu dokter yang menangani Taehyung di ruang UGD, tapi masih belum juga keluar. Entah apa yang dokter itu lakukan pada tubuh Taehyung yang tak sadarkan diri itu.

"Jika saja aku tidak terlambat menemuinya. Ini tidak akan terjadi. Semua ini salahku." lirih
Jimin sembari menutup wajahnya frustasi.

Kepalanya terangkat saat sepasang sepatu berada di depannya. Dengan celana seragam sekolah yang sama dengannya. Jungkook.

Jimin menatap wajah babak belur Jungkook. Luka sobek di pelipisnya dan seragam yang kotor.

"Untuk apa kau kesini?! " tanya Jimin dater

"H-hyung," ucap Jungkook lirih.

"Taehyung begini karenamu! Bukankah seharusnya kau lebih dulu menemukannya?! Kemana kau sebenarnya?!!" teriak Jimin penuh emosi. Tidak, Ini bukan salahnya. Pikirnya.

Jimin mencengkram bahu Jungkook kasar. "Pergilah. Kau tidak dibutuhkan disini."perintahnya. la mendorong tubuh Jungkook kasar.

"T-tapi aku khawatir pada Tae-hyung. Biarkan aku bertemu dengannya hyung. " pintanya lirih.

"Tidak. Taehyung tidak ingin bertemu
denganmu, Jungkook-ah!" jelas Jimin enggan di bantah. Jungkook tertegun. Sebegitu kecewanya Taehyung karena ia terlambat menyelamatkannya?

"B-benarkah? "

"Tentu saja. Memangnya apa lagi?" ujar Jimin dengan pongah. "Kau hanya begitu bodoh, Jeon. Kau menghiraukan fakta yang sebenarnya mengapa Taehyung tiba-tiba baik kepadamu. " sambungnya.

"A-apa? " suaranya Jungkook bergetar. Hatinya belum siap untuk mendengarnya.

"Ingat, kapan Taehyung berubah baik kepadamu? " tanya Jimin sembari mendudukkan tubuhnya pada kursi tunggu. Melipat kedua tangannya di dada.

Jungkook berusaha mengingat kembali kapan tepatnya sikap Taehyung berubah terhadapnya. Awal pertemuan mereka, Taehyung tidak jauh berbeda dengan murid lainnya yang selalu mengatainya 'anak beasiswa'. Taehyung juga selalu mengatainya 'mata duitan'. Lalu sejak kapan sikapnya berubah? Setelah Yeonjunㅡ

Ya, itu dia.

"Setelah adikku meninggal? " ucapnya tak yakin. Jimin tersenyum penuh arti.

"Tepat sekali. Ia hanya kasian pada nasibmu, Jeon. Bagaimanapun juga Taehyung memiliki hati, yang akan luluh saat melihat seseorang dalam posisimu. " jelas Jimin. Ia kembali berdiri, melangkah mendekat. Lalu menepuk pundak Jungkook.

"Dan kau tau? Taehyung telah menyukaiku dan menjadikanku sahabatnya saat kita pertama kali bertemu. Karena nasibkuㅡ" Jimin tersenyum kembali.

"Tidak seburuk dirimu. "

Pipi gembil Jungkook kembali basah. Jungkook si petarung hilang entah kemana.
Jimin benar. Dirinya memang tidak pantas untuk Taehyung 'kan?

Jika saja...

Jika saja Jungkook tau, Taehyung tidak pernah menerima Jimin sampai sekarang.

"Tapi aku akan mencoba mengatakan pada Taehyung, jika kau mengkhawatirkan nya. Kau tidak perlu cemas, Jeon. " sambung Jimin tiba-tiba. Kepala Jungkook menegak, kembali sedikit semangat. Ia mencoba tersenyum manis.

BELOFT (약속) - taekook ★ vkook •Brothership• [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang