♥22♥

1.4K 145 6
                                    

Hampir lupa mau up! >o<

Happy Reading!

💐💐💐

Pelukan hangat Taehyung tidak pernah terlepas diberikan pada Jungkook semenjak orang tua Taehyun membawa jasad anaknya ke rumah duka. Jungkook sudah menceritakan semuanya padanya, dari mulai Yeonjun ditemukan meninggal sampai segala tuduhan palsu yang dituduhkan pihak sekolah. Dan Taehyun lah orang di balik semuanya.

Rasa sakit, marah dan sedih Jungkook rasakan bercampur menjadi satu. Dirinya ingin membalaskan dendam atas kematian adiknya. Tapi bukan begini jalannya. Ia tidak ingin seperti ini. Ia kembali meremas secarik surat yang diberikan Taehyun sebelum menghembuskan nafas terakhir. Jungkook belum membacanya. Ia belum siap.

Jungkook telah memutuskan untuk ikut tinggal bersama Taehyung. Setelah memikirkan semuanya dan mempertimbangkan segala resikonya. Dia menerima tawaran itu bukan sekedar karena menguntungkannya, tapi ia juga ingin mencari tau, siapa sebenarnya nyonya Sena di keluarga Kim. Jika ibu kandung Taehyung adalah Yuri. Lalu siapa Sena sebenarnya? Mengapa wanita itu mengatakan bahwa Taehyung adalah puteranya?

Lamunan Jungkook tersadar saat Taehyung menepuk pundaknya dan berseru bahwa mereka telah sampai. Taehyung memutuskan meminta tolong sopir keluarganya untuk menjemput karena kondisi mereka yang tidak memungkinkan.

"Ayo! " ujarnya. Menarik tangannya untuk memasuki rumah bak istana itu.

"Aku akan mengantarmu ke kamar. Kau akan tidur di samping kamarku. Aku sudah menyiapkan semuanya." ucap Taehyung antusias.

Jungkook menatap sekeliling. Kemana Haejin? Apa wanita tua itu tidak ada di rumah?

Seakan mengetahui isi pikiran Jungkook, Taehyung berucap. "Ah... Nenek sedang mengunjungi perusahaan. Jadi kau tidak perlu memikirkannya. Rumah ini sekarang rumah kau juga, Jung. " Jungkook hanya mengangguk pelan dan kembali mengikuti langkah Taehyung yang akan menunjukan kamarnya.

Kamar itu begitu besar. Jungkook tidak percaya dirinya akan memiliki kamar sebesar itu. Apa Taehyung bercanda? Ruangan itu didominasi dengan warna biru tua.

"Hyung? K-kau yakin ini ka-marku? Ini terlalu besar. " tanya Jungkook ragu.

Taehyung tersenyum lembut dan menatapnya teduh, "Tentu saja. Kau adikku sekarang. Kamar ini seukuran dengan kamarku. Aku yang memintanya pada nenek untuk dijadikan kamarmu. Aku ingin kau nyaman berada di rumah ini. " jelas Taehyung dengan mantap. Jungkook tidak bisa kembali protes saat matanya menatap mata tulus Taehyung.

.

.

.

Jungkook membereskan segala barang miliknya yang tidak terlalu banyak itu kedalam lemari. Ia menata meja belajar yang cukup besar disana. Sungguh jika di bayangkan kamar ini bisa berukuran 4-5kali flatnya. Bahkan kamar ini memiliki kamar mandi sendiri.

Kegiatan Jungkook terhenti saat melihat secarik kertas yang sempat ia taruh di atas nakas tadi. Kertas pemberian Taehyun.

Jungkook buka surat itu perlahan dan membaca setiap ungkapan didalamnya.



To. Jungkook hyung.

Hi, hyung. Saat kau membaca surat ini, mungkin aku sudah tidak ada di dunia ini.

Maaf aku tidak menepati janjiku. Maaf aku sudah membully Yeonjun di sekolah. Aku tidak benar-benar membencinya. Aku merasa iri padanya, karena ia menjadi murid terpintar di sekolah.

BELOFT (약속) - taekook ★ vkook •Brothership• [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang