sekarang classmeet, aku lagi nonton pertandingan basket putra. kebetulan yang tanding adalah kelas mark dan jeno, mereka sama-sama megang posisi kapten.
di tanganku udah ada satu botol air mineral. niatku sih ngasih ke jeno, cuma daritadi aku juga kepikiran mark.
pertandingan selesai. yang menang timnya mark dengan selisih satu poin. aku langsung ke pinggir lapangan, mau nemuin jeno.
tapi, aku keduluan sama siyeon. seperti biasa. "jeno, ini air buat kamu. pasti haus kan?"
siyeon malah sewot, "lah, jeno? masih pacaran sama orang ini?"
aku bingung. "loh, emang kenapa yeon?"
jeno menoleh, "ngapain kesini?"
siyeon berdecih. "mau sampe kapan pacaran sama ave, jen? dia kan cuma lo pacarin karena permintaan mama lo!"
"hah?" aku kaget. tiba-tiba mark menembus gerombolan, "ada apaan nih?"
siyeon mendorongku, "putus deh lo sama jeno."
"weh, apasih yeon dorong-dorong, sante aja kali!" mark ngebantuin aku jaga keseimbangan biar gak jatuh.
"jeno, ngomong dong." aku sebenernya malu jadi tontonan tengah lapangan begini, cuma kalo gak sekarang, mau kapan? "jeno..." lirihku, lagi.
"iya, gue macarin lo karena permintaan mama. pacar gue itu siyeon, puas?!" bentak jeno.
aku diam, mencerna semua perkataan, tersenyum pahit. "harusnya dari awal aku tau kamu cuma mau siyeon."
jeno menatap sinis, "apaan sih?"
"kenapa gak ngomong dari awal, jeno?"
"banyak ngomong ya lo?"
"aku─"
plak!
omonganku terpotong karena jeno nampar aku.
aku diam. ah, berasa jadi cewek apa aja yang ditampar cowoknya di tempat umum.
"beraninya sama cewek lo, bangsat." itu kata mark sebelum dia ngejotos jeno keras sampai dia tersungkur.
"mark. gak usah berantem. ayo temenin aku aja." aku menarik jersey mark pelan. aku pengen nangis, cuma aku tahan karna aku gak mau semakin malu.
mark noleh, dia mengusap pipiku. "sakit? ayo ke uks."
aku sama mark jalan ke uks. sebelum itu, aku ngomong, "jeno, aku cukup sampe disini aja. nyerah."
happier.