I'm Your Devil's King - 3

6.7K 281 9
                                    


Sudah satu setengah minggu semenjak kejadian pilu dirumah sakit berlalu, axel masih belum beraktifitas menjalankan perusahaan Giraldi dan tetap diam di kediaman utama Giraldi,

hampir setiap hari axel mengunjungi pemakaman, hanya  mengunjungi makan prisca dan kembali kekediamannya.

Mungkin jika peristiwa itu tidak terjadi prisca telah menyandang nama Giraldi. Namun takdir berkata lain.

Helaan nafas kasar terdengan disudut ruangan yang sedang memandang kearah taman luas melalui jendela yang terletak disudut ruangan tersebut dikedinginan malam.

Pria tegap, bermata biru tajam, hidung yang tinggi, rahang yang tegas dan bibir yang tipis bagakan sebuah patung pahatan yang sangat indah, membuat semua orang yang melihatnya ingin menyentuhnya.

Lelaki itu berjalan menyusuri lorong yang memperlihatkan potret potret keluarga bahagia.

Dia terus berjalan dan berhenti diruangan yang biasa dia gunakan, ruangan yang terlihat dar luar hanya pintu tinggi dan besar dengan warna coklat dan gold seperti memperlihatkan kemewahan dan keagungan pemilik ruangan.

TUK… TUK… TUK…

“masuk” terdengar suara berat yang memerintah dan dingin dibalik pintu
Lelaki itu membuka pintu dan melangkah masuk

“dad, aku akan kembali keperusahaan” ucap axel
Edward yang duduk memegang beberapa berkas sedikit menaikan pandangannya dan melihat ekspresi axel

“kau yakin” nada keraguan terdengar ditelinga axel,

“ya dad, aku pun ingin mengubah ruangan ku, sebelum aku kembali bekerja. Kau bisa membantuku dad?”

Apa yang sebenarnya yang axel inginkan? Apa dia ingin membuang prisca? Atau… 
gumam Edward dalam hatinya

“aku harus tetap hidup demi keluarga ini, dan meninggalkan kenangan prisca “ tambah axel yang membuat Edward mengangkat sebelah alis nya

“jangan membuat hatimu mati son, dua hari lagi ruangan mu siap. Kembalilah kekantor dalam waktu tiga hari dan aku akan menyerahkan kembali perusahaan pada mu son” ucap Edward dengan memeluk anaknya

“terimakasih dad” Edward tersenyum melihat anak tercintanya telah bangkit dan menepuk bahu axel

“ya… seperti itulah lelaki, jangan pernah kalah dengan kerasnya hidup”

“tentu dad” ucap axel

Jika hidup keras padaku, maka aku akan lebih keras dalam hidup  lanjut axel dalam gumaman nya.

Cahaya pagi bersinar melalui tirai, angin pagi berhembus melalui sela celah jendela yang perlahan mengangkat tirai tersebut.

Hari ini dimana axel kembali keperusahaan Giraldi, terlihat lelaki itu tengah besiap. Dengan kemeja abu abu gelap yang melekat ditubuhnya celana dan serta jas hitam yang senada.

“ini telalu pagi untuk kekantor sayang” ucap nadya yang melihat axel tengah berjalan  keluar dari kamarnya

“morning mom” axel mencium kedua pipi nadya

“aku akan keapartemen ku mom, mungkin aku akan lebih sering disana “ ucap axel

“aku akan sangat merindukan mu, apa kau tidak menunggu dady mu “

“sampaikan salamku pada dad, kita bertemu dikantor. Aku akan pergi sekarang”

axel melangkahkan kaki menuruni anak tangga menuju pintu keluar mansion yang telah menunggu mobil axel dan asistennya yang bernama Ferdian

“silahkan tuan” ferdian membukan pintu penumpang dan masuk untuk mengemudikan mobil

“kau telah selesai merenofasinya” ucap axel dengan menyilangkan tangan bersandar dikursi penumpang serta memejamkan mata

“selesai tuan, termasuk semua pakaian anda telah saya ganti” ferdian tetap mengemudi dengan serius

“bagus, ubah juga kamarku beserta isinya” axel yang awalnya memejamkan mata dia perlahan membuka matanya perlahan dan menatap pemandangan kota dibalik kaca
“termasuk lukisan gadis itu” lanjut axel

“maaf tuan tapi…” Ferdian membulatkan mata mendengar apa yang axel katakan, bayangkan saja belum satu bulan kejadian itu berlalu axel sudah…

“sepertinya aku harus memperkerjakan orang baru juga” mata axel menunjukan ketidak sukaan atas bantahan tersebut dan memperkerjakan orang baru? Apa ferdian terancam dipecat? Axel telah menjadi monster yang kejam.

“ tidak perlu tuan, saya akan melakukannya”
ferdian sedikit gugup dan syok dangan perubahan derastis axel. Dia hanya perlu melakukan segalanya dengan benar sekarang, ya hanya itu satu satunya mengamankan pekerjaannya.

Setelah melihat appartemen barunya axel pergi ke perusahaan Giraldi, ruangan baru, telah disiapkan.

namun sepertinya bukan ruangan yang baru namun lantai perusahan yang baru, yang awalnya hanya dilantai tiga belas namun sekarang axel berada dilantai paling atas diperusahaannya yaitu lantai lima puluh tujuh.

Hanya perlu semuanya sempurna, menjalani hidup baru tanpa bayangan gadis itu.

“Barbara, minta ferdian masuk keruangan ku dengan membawa laporan yang kuminta” axel berbicara melalui telepon yang terhubung langsung dengan sekretarisnya

“baik tuan Giraldi”

Seketika pintu ruangan axel menampilkan pria muda  dengan tinggi 186 cm membawa beberapa kertas yang telah disusun rapih ditangannya

“ini tuan” memberikan laporan itu disudut kiri meja axel. Axel mengambil dan membaca isi laporan itu dengan santai namun tidak dipungkiri udara dingin diruangan itu turun dengan derastis. Axel menatap tajam kearah ferdian

“menurutmu bagai mana? Kita tidak bisa memelihara tikus diperusaan”

axel masih membolak balikan laporan tersebut, laporan korupsi yang telah diselidiki secara diam diam oleh ferdian dengan perintah yang telah axel berikan

“saya akan mengurus mereka tuan”

“dengan cara?”

“saya akan seret mereka kemeja hijau dengan bukti bukti yang telah kita dapatkan”

“aku tidak menginginkan nama perusahan ku masuk kedaftar merka untuk saat ini, karena aku lelah untuk memikirkan hal itu kau hanya perlu mengurus tikus tikus busuk itu sebelum mereka menjadi gemuk. Dan juga..” axel memiringkan kepalanya dan tersenyum manis. Tidak , dengan keadaan seperti ini aura yang menakutkan itu bukan senyuman manis, itu menakutkan.

“buat tikus itu sedikit lebih kurus dari sebelumnya lalu BUANG” sambung axel dengan melemparkan laporan tersebut disisi meja kirinya dan diambil kembali oleh ferdian

"Tapi tuan jika itu terjadi mungkin bisa ada pemberontakan dan beberapa..." Ucap ferdian terpotongseakan tatapan tajam axel telah membuat lidah lelaki itu membeku

"Untuk apa aku memiliki dirimu? Aku hanya ingin berbuat baik kepada tikus seperti mereka" axel memainkan bolpoin dan memutar mutarkan bolpoin itu seakan baling baling ditangannya.

"Dan aku yakin mereka bukan pemeran utama semuanya, benarkan? Karena itu tangkap peran utama dari permainan tikus busuk dikantorku dan berlaku lebih buruk lah untuk sipemeran utama" lanjut axel dengan senyum dan mata tajam yang memandang ferdian.

“baik tuan” ferdian sedikit membungkuk dan meninggalkan ruangan tersebut.

——————————————————
24 January 2019

01:20Am

Jovanka

I'm Your Devil's KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang