"Akhirnya selesai, vee apa kau lapar?"
Pertanyaan Rafael memang benar, semua selesai dengan rapi, baju dan beberapa alat make-upnya telah tertata rapih. Rafael membantu mengemas, mengeluarkan dan merapikan semua barang violira walau tidak banyak hanya tas, sepatu, pakaian serta make-up nya. Rafael memang sangat sangat perduli kepadanya.
"Tidak raf, tapi aku sungguh berterimakasih pada mu serta tuan dan nyonya Meneer"
"Kau masih bicara tuan nyonya, wah... Sungguh jahat kau vee, coba panggil mereka ibu dan ayah itu lebih manis"
Rafael berjalan dan dusuk di pinggir tempat tidur. Ya ruang tamu ini lebih bagus dari kamar lama nya, tepat dekat dengan tempat tidur ada jendela yang menghadap ke jalanan yang tidak begitu ramai karena memang bukan jalan utama namun maaih ada beberapa mobil yang terparkir atau hanya lewat untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Vee masih melihat ke luar jendela dari kamar tamu keluarga meneer tersebut, tak menyadari bahwa Rafael telah berdiri dan berjalan kearahnya, namun saat Rafael memeluknya dari belakang membuat vee meloncat tanpa sadar.
"Apa yang kau pikirkan vee?" Rafael masih tetap memeluk violira dari belakang dan menurunkan kepalanya hingga hidungnya menyentuh bahu violira yang masih terbalut kemeja ketat yang dirinya pakai untuk bekerja
"Tidak ada, hanya melihat jalanan dan mobil mobil lewat serta terparkir."
"Benar, ada beberap mobil terparkir dibahu jalan. Apa kau ingin mobil? Kau bisa memakai punyaku"
"Jangan bodoh raf, aku bukan wanita pencari harta lelaki."
"Ya aku tau, jika kau mencari harta mungkin kau tidak bersama dengan ku saat ini. Aku yakin beberapa lelaki yang jauh lebih dari ku telah mencoba menarik perhatian mu dan aku beruntung kau memilih ku"
Sekarang bibir Rafael telah menempel dileher violira yang membuat violira sendiri tersenyum karena aliran hangat dari perbuatan kekasihnya itu. Violira membalikan badanya memandang Rafael dengan senyum manis yang masih terlihat jelas.
"Aku belum membersihkan diri raf"
"Apa peduliku, hanya kita berdua dirumah ini. Ibu ayah serta Talita besok sore baru pulang dari liburan, mungkin jika aku tidak mengurus resto aku akan ikut dengan mu berlibur tapi tetap berdua bersama mu" Rafael memberi kecupan lembut dibibir violira.
Ucapan Rafael mengingatkan violira bahwa keluarga meneer sedang berlibur dan memang benar alasan Rafael menolak ikut karena bisnis restoran nya yang memang tidak bisa dirinya tinggalkan begitu saja.
"Apa kau ingin menghabiskan malam bersamaku? Jika ya mohon maaf tampan besok aku harus ke kantor utama dan bekerja disana"
"Tunggu, bukannya kau dicabang D kenapa di kantor utama? Itu lumayan jauh dari sini vee"
Violira mengangkatkan pundak atas jawaban rafael walaupun dirinya telah diberitahukan tentang sekretaris pribadi tapi sepertinya belum pasti dan dirinya masih cemas dengan boss besar yang sexy itu.
Rafael mempererat tangan yang melingkar di pinggang violira menyingkirkan jarak antara mereka berdua dengan kecupan singkat di kedua pipi violira
"Tidak sepanjang malam pun tidak apa, tapi tetap malam yang menyenangkan bagai mana?"
Violira hanya tersenyum dan mengalungkan lengannya di leher Rafael yang ditanggapi sebagai persetujuan oleh Rafael sebagai kata ya atau tanda setuju dari violira.
Rafael mencium bibir violira dengan perlahan seperti wanita itu adalah sebuah harta berharga yang harus diperlakukan dengan hati hati. Perlahan lahan rafael memperdalam ciumannya dan menggendong violira menjauh dari jendela.
***
Suara musik yang menggema di salah satu bar ternama lebih tepatnya di ruang VVIP terlihat seorang pria tampan sedang memangku wanita muda dan cantik, kulit bersih dan rambut coklat kemerahan yang terurainya menambah daya tarik wanita tersebut.
Disisi lain lelaki tinggi yang baru masuk keruangan tersebut langsung memberikan hormat kepada lelaki satunya yang sedang memangku sang wanita cantik itu
" Maaf tuan saya mengganggu anda. Sepertinya.." Ryan menggantung ucapannya Karena masih melihat wanita itu menciumi leher Daniel dan mengusap usap dada lelaki itu.
Mendengar laporan yang tak kunjung terucap dari tangan kanannya Daniel memerintahkan Annastasia wanita baru di cabang D yang menduduki posisi sekretarisnya tersebut menghentikan aksinya dan pergi dari pangkuannya, entah mengapa pesona Daniel memang sulit ditolak oleh wanita mana pun jika pun wanita itu menolak dipastikan akan merangkak keatas tempat tidur si play boy satu itu bagaimana pun caranya.
"Lanjutkan" sambil mendengarkan Ryan menjelaskan Daniel merapikan kancing pakaiannya yang telah terbuka akibat sekretaris baru itu.
"Tentang nona vee, saya telah menerima foto ini tuan" Ryan memberikan ponselnya kepada Daniel dan terlihat dalam foto tersebut vee dan lelaki lain bermersraan dekat jendela
Ah sial, perkiraan Daniel selalu benar. Jangan tanya mereka selanjutnya berbuat apa pasti ya itu pasti melihat kemesraan mereka itu sudah pasti
"Sepertinya kabar buruk ya.. " daniel memijit pelipisnya "pasti Axel sedang naik darah" terdengar tawa kecil dari mulut Daniel sekarang
"Benar tuan, mereka telah memberi tau tuan Giraldi soal ini" daniel mengulurkan ponsel tersebut kearah Ryan dan rian menerima ponsel teraebut dan menyimpannya disaku celananya.
Daniel tersenyum kepada beberapa wanita terutama sekretaris baru itu
"Kemarilah anna" anna kembali duduk di pangkuannya dan mengecup bibir Daniel, tentu bukan kecupan jika itu daniel.Daniel melepas ciumannya dengan wanita cantik itu "oh anna sayang sepertinya aku akan menyesal malam ini tapi maafkan aku cantik, lain kali kita bersenang senang"
Mengerti ucapan Daniel, wanita itupun berdiri dan menundukkan kepalanya beetanda dirinya memberikan hormat kepada bos barunya dan setelah itu Daniel pergi meninggal tempat itu.
Setelah meninggalkan ruangan tersebut daniel langsung bergegas berjalan menuju mobil miliknya
"Ryan, hubungi Ferdian dan bilang aku akan membersihkan debu dan mensterilkan nya dwngan cara primitif dan cepat"
"Baik tuan"
"Satu lagi, cari latar belakang gadis itu lebih dalam, bukan dari keluarga gwin saja termasuk yang berhubungan dengannya semenjak dia ada dalam kandungan jika memungkinkan, sekarang juga."
"Baik tuan"
"Hah aku kira dia gadis lugu ternyata dia wanita bukan gadis, ya kan?" Gumam Daniel yang masih terdengar oleh ryan, dengan lengannya yang sekarang sudah dimasukan kedalam saku celananya menambah daya tarik dari daniel yang masih berjalan menuju pintu penumpang di mobil BMW hitam yang sekarang sudah dibukakan oleh Ryan
"Maaf tuan, saya..."
"Tidak usah menjawab, cepat hubungi Ferdian tentang pembersihan debu dan tanyakan respon axel, jika dia tak sudi maka dia dipecat. Aku ingin jawaban sekarang juga tekan kan itu ke Ferdian, aku akan menggunakan cara primitif itu pun sampaikan. Sekarang!"
"Baik tuan"
——————————————————
26 Maret 2019
08:48 Pm
Jovanka
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Devil's King
RomanceHidup seperti boneka yang sedang dipermainkan, hanya diam seakan tidak memiliki jiwa namun memiliki raga, sungguh menyedihkan hanya menunggu kapan sipemilik bosan dan membuang nya namun akankah ada saat seperti itu ? Walaupun dibuang dan hancur tet...