Ferdian masuk keruangan khusus axel, disebrang axel sudah tentu daniel sedangkan disisi kiri Daniel yaitu Ferdian, mereka seperti kumpulan orang orang tampan yang sedang berdiskusi jika ya yang melihat mereka dari jauh dan tidak dapat mendengar apa yang mereka katakan.
Siapa sangka hal konyol yang menjadi pembahasan mereka kali ini, Ferdian sudah terbiasa melihat mereka seperti ini. Mungkin sisi mereka seperti ini tidak akan terlihat oleh karyawan mereka mungkin kecuali Ferdian dan jangan lupakan Ryan seorang asistennya Daniel.
Disela obrolan mereka terdengar ketukan, dari luar pintu terdorong menampilkan sesosok laki-laki yang tergolong masih berwajah tampan
"Maaf tuan Giraldi, tuan William saya terlambat" ucap lelaki itu dengan membungkukan badan dan berjalan serta duduk dikursi sebelah kiri axel"Telah selesai?" ucap Daniel dan dijawab dengan anggukan
"Ryan Apa itu masalah penting? Menurut ku lebih penting menjamu tuan mu benar?" Kalimat axel membuat Daniel menahan tawa.
Si Giraldi ini masih mempermasalahkan hal itu, "Ax, ayolah aku telah meminta maaf di hadapan vee mu, ok. Dan ini benar-benar seratus persen aku lupa. Kau harus memaklumi karna aku fokus untuk memajukan usaha mu"
" Masa bodoh, dalam waktu dekat kau sudah harus pindah"
"Dasar bos sialan kau axel, karna mu pula aku sampai lupa. Dad menghubungiku kalau dia mendapat kabar aku kembali dan kita sepakat 3 gahun lalu bukan" Axel terkekeh mendengar ocehan dan keluhan daniel .
"Itu sudah tiga tahun lalu Daniel, dan kau harus ingat tidak ada perjanjian soal itu di dokumen ku, itu hanya perjanjian lisan. Ah .. aku beri waktu 1 bulan bagaimana?" Sambil tersenyum dan tentu nada santai tetap menjadi khasnya si giraldi ini
"No no no no, wait aku minta 1 tahun lagi"
"Ok, 3 minggu" mendengar ucapan axel tersebut Ferdian tau akan apa yang akan terjadi dan mulai mengembangkan senyum apa lagi jika bukan jahil bossnya yang hanya dilihatkan pada keluarga dan jangan lupakan walau axel tegas tapi Ferdian telah menjadi anggota keluarga giraldi secara teknis.
" Ok, ok baiklah 6 bulan. Hanya setengah tahun" ucapan Daniel semakin membuat axel menahan tawanya.
"Baiklah, setengah bulan" permainan axel semakin membuat Daniel geram, namun tidak dengan axel yang menikmati ekspresi Daniel dan jangan lupakan para assisten itu yang sudah menahan senyum geli dengan tingkah Daniel.
"Kau kau, kau berniat mengusir ku?!" dengan mata melotot daniel terlihat lucu dan menggemaskan, hah hilang sudah wibawa mereka, mereka seperti kumpulan orang bodoh.
"Ini perusahaan ku, jadi aku berhak mengusir mu" axel melipatkan tangannya dan bersandar pada kursi tersebut dengan melirik Ferdian dan Ryan
"dan juga, apa kau sedang bernegosiasi di pasarseperti membeli ikan dan sayur ?" Axel bertanya pada Ferdian dan ryan dengan senyuman yang tertahan di wajah mereka bertiga."Ah, benar tuan aku setuju, bagai mana dengan mu" ferdian melihat kearah rian, dan dengan gugup ryan menjawab
"Saya, saya juga setuju dengan tuan giraldi" bagai berada didalam ladang ranjau ryan memilah milah jawaban
"Kau, ingin ku pecat" ucapan Daniel membuat axel tertawa, sepertinya mereka sangat menikmati permainan (siapa raja penguasa)
" Tidak tuan, saya berpikir kita masih dibawah kuasa tuan giraldi, namun jika tuan bossnya saya akan memilih tuan William." Mendengar ucapan ryan Ferdian pun ikut tertawa, ok benar apa yang dikatakan ryan karena hanya akan ada satu raja dalam kerajaan
"Baiklah aku kalah. 1 bulan sepakat" ya bagaimana pun itu waktu terlama dari pada setengah bulan.
Dalam perbincangan mereka tiba tiba dari arah pintu terdengar ketukan dan mereka berempat langsung berhenti bersuara. Pintu terbuka meperlihatkan seorang wanita cantik membawa nampan dengan dua gelas diatasnya.
"Kau lama sekali" protes Daniel
"Maafkan saya tuan" gadis itu tidak membela, dengan perlahan dia menaruh gelas itu diatas meja.
"Baiklah sebagai permintaan maaf mu kau harus duduk disini" ucapan axel sontak membuat mereka semua yang ada didalam ruangan itu membelalakkan mata.
"Ah maafkan saya tuan tapi" wanita itu mencoba menolak dengan halus namun sebelum sempat memilah milah kata axel telah memotong ucapannya. Hah dasar axel
"Kenapa? Aku pikir masih cukup untuk 2 orang. Duduklah" ya memang benar sih kursi yang diduduki axel cukup untuk dua orang tapi apa seorang sekretaris bisa duduk berdampingan dengan CEO besar? Namun dengan nada perintah yang terdengar dingin violirapun duduk tepat disebelah axel.
" Ba, baik tuan" ketiga orang itu masih menebak nebak mengapa si sekretaris itu diperintahkan duduk. Dan dengan adanya violira mereka berempat kembali menjadi pria dingin dan kaku.
" dan juga tuan William 3 hari dari sekarang kita ke London, tidak ada kata kalah karena kita harus memenangkan proyek itu"what ?!? Seakan mereka membicarakan bisnis serius sedari tadi dan ini perintah yang tidak bisa ditolak karena violira ada diruang ini. Poor untuk Daniel
"Baik tuan" dalam hati Daniel trus melemparkan umpatan, dia menggunakan violira untuk bisa memaksa Daniel menerima perintahnya dan jangan lupakan bahwa dirinya akan diusir 1 bulan lagi tapi proyek itu proyek besar itu daniel sungguh dimanfaatkan.
"Bagus kau harus pergi dan bereskan kerjaan hari ini, untuk data yang bersangkutan akan aku berikan kepada nona sekretaris ini" axel menatap violira dan langsung berdiri di ikuti oleh mereka semua.
"Saya mengandalakan mu" axel menjabat tangan daniel da axel pun menarik ujung mulutnya sebelah keatas jika dari samping mungkin senguman kecil seperti itu tidak akan terlihat namun,
" Terimakasih tuan" daniel menangkap sinyal menyebalkan dari axel, jika tidak ada violira Daniel akan patikan menolak dan memprotes hal ini, mungkin akan terlihat seperti orang tidak berakal hanya untuk menolak proyek ini, bukan karena tidak percaya diri pada kemampuannya tapi setelah kejadian tadi dia memberikan tugas yang sungguh, sepupu yang sialan.
Setelah mengucapkan itu Daniel dan Ryan terlihat akan meninggalkan ruangan tersebut membuat violira ikut akan membuntuti mereka berdua namun sebelum dirinya mengikuti Daniel dan Ryan dirinya sedikit membungkuk memberi hormat karna akan pergi dari duangan tersebut.
"Permisi tuan" ucapan violira membuat axel menoleh kearahnya dengan senyuman mengembang.
"Mau kemana kau, tidak dengar bahwa saya berkata berkas akan diberikan pada mu?" Axel menatap violira dengan sedikit memiringkan kepalanya dan senyuman yang tidak biasa membuat violira tiba tiba panas dingin, apa dia telah menyinggung perasaan lelaki dihadapannya jika iya gawat.
"Ma.. maafkan saya tuan." Violira menundukkan kepalanya yang terasa berat, sungguh ruangan ini seakan ruangan eksekusi.
"Ferdian, apa pesanan saya telah datang?" Ferdian melirik kearah axel dan menganggukkan kepalanya pertanda apa yang axel pesan telah datang.
"Bawakan"
"Baik Tuan" terlihat ferdian tidak keluar dari ruangan tersebut namun malah mengangkat benda kotak pipih dari sakunya dan berbicara kepada seseorang diseberang telepon dan tiba tiba pintu ruang pun terbuka dengan beberapa pelayan yang memegang sajian serta menaruhnya dimeja.
Violira terlihat seperti mengagumi para pelayan dan makanan yang terlihat mewah. Namun kapan boss besar ini mempersiapkannya dan bukanya ini kantor bukan restoran.
Para pelayan tersebut telah selesai dan berjajar "kalian bisa pergi, kecuali kau nona Sekretaris" semua orang keluar kecuali violira dan hanya tersisa mereka berdua.Violira merasakan tenggorokannya kering karna terlalu gugup, memikirkan bagaimana jika dirinya salah saat berbicara, jangan lupa insiden malam kemarin saat dirinya kabur karna ketakutan yang tak jelas.
Memikirkan hal itu membuat violira ingin memutar jam waktu dan memperbaiki sikapnya agar tidak gugup, tapi sedah tiga kali bertemu sang Boss Besar tetap saja aura intimidasi sangat terasa dan tak bisa berkutik sedikitpun.——————————————————
CyJovanka
18 Februari 201903:31 Am
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Devil's King
RomanceHidup seperti boneka yang sedang dipermainkan, hanya diam seakan tidak memiliki jiwa namun memiliki raga, sungguh menyedihkan hanya menunggu kapan sipemilik bosan dan membuang nya namun akankah ada saat seperti itu ? Walaupun dibuang dan hancur tet...