Keberuntungan kadang datang secara tiba-tiba. Setidaknya itu yang membuat Eun Hyo masih menyukai kehidupan ini. Setelah beberapa hari menjadi pengangguran, akhirnya telepon dari salah satu agensi musik datang juga. Mereka sudah mendengar kiprah Eun Hyo sebagai komponis dan menawarkan kerja sama.
Maka di sinilah Eun Hyo, di gedung tinggi yang dipenuhi kaca dengan foto artis yang dipajang berjejer dalam pigura besar-besar sepanjang lorong. Baginya itu sudah biasa. Agensi mana pun melakukan hal yang sama untuk mempromosikan artis-artis mereka. Kadang rekan kerjanya yang sesama komponis mengeluhkan hal itu. Iri, katanya. Kapan foto mereka akan bisa berjajar seperti para artis itu. Namun Eun Hyo tidak pernah peduli. Tujuannya menjadi komponis hanya karena dia suka musik dan harus bertahan hidup.
Setelah menyusuri lorong panjang yang seakan tanpa ujung, Eun Hyo tiba di depan pintu besar yang membawanya pada ruangan mewah tapi elegan. Tatanannya minimalis, tidak berlebihan, tapi tetap bisa menggambarkan kedudukan pemilik ruangan ini. Setelah menyebutkan nama dan tujuan ke sini pada sekretaris di depan, Eun Hyo dipersilakan masuk.
"Oh, selamat datang, Song Eun Hyo," sambut Yong Suk, pemilik Blossom Entertainment sambil merentangkan tangan, kelewat ramah.
Eun Hyo hanya menjawab dengan anggukan kepala dan salam singkat. Dia masih berdiri diam di tempat sementara Yong Suk terkekeh pelan, menyadari tingkahnya yang agak berlebihan. Lalu akhirnya dia melangkah ke sofa tunggal sambil menunjuk sofa di sebelah, mempersilakan Eun Hyo duduk di sana.
"Mau kopi atau teh?" tawar Yong Suk sambil memegang gagang telepon, siap menghubungi sekretarisnya untuk membawakan minuman.
Hampir saja Eun Hyo menjawab susu pisang, untung dia berhasil buru-buru mengendalikan diri dan menjawab seadanya. "Apa saja, terima kasih."
Yong Suk tersenyum lebar, yang tidak dimengerti Eun Hyo maksudnya apa. Lagipula dia tidak peduli apa pun yang dimaksudkan pemimpin agensi ini, yang penting dirinya mendapat pekerjaan baru supaya bisa menyambung hidup. Uangnya hampir habis dan itu bahaya yang paling dia takutkan selama hidup.
"Aku sudah lama mengincar komponis berbakat sepertimu. Mungkin ini terdengar tidak sopan, tapi aku bersyukur King Entertainment melepaskanmu hingga akhirnya kau bisa bergabung di sini. Terima kasih sudah menerima tawaranku."
Lelaki cukup berumur itu terus mengoceh panjang lebar sedangkan Eun Hyo hanya mengangguk-angguk, menanggapi penuh formalitas. Sampai detik ini dia bahkan masih tidak tahu harus bersyukur atau bagaimana. Dia belum tahu tawaran yang akan diberikan Blossom Entertainment, apakah benar akan lebih baik dari King atau tidak.
"Aku ingin kau menulis lagu untuk penyanyi andalanku. Dia sedang naik daun, dan aku yakin, kolaborasi antara lagu ciptaanmu dan suaranya akan membawa kita ke puncak industri musik. Bagaimana menurutmu?" tanya Yong Suk sambil menyesap teh yang baru ditaruh sekretarisnya beberapa saat lalu.
Jujur saja, Eun Hyo tidak peduli dengan siapa dia harus berkolaborasi, lagu yang diciptakannya akan dinyanyikan oleh siapa, apalagi masalah memuncaki industri musik, dia tidak pernah memikirkan itu juga tidak punya obsesi sampai ke sana. Yang dia inginkan hanya terus menuangkan nada dan lirik yang berkeliaran di kepalanya.
"Terserah saja, yag penting aku akan tetap membuat lagu sesuai genreku," putus Eun Hyo datar. Berusaha tidak terdengar dingin, tapi gagal. Suaranya tidak bisa dikontrol sesuai keinginannya.
Yong Suk mengangguk-angguk, lalu menjawab teleponnya yang berdering. "Persilakan dia masuk," jawabnya sambil menutup telepon dan kembali menghadap Eun Hyo. "Penyanyi yang kumaksud sudah datang. Aku ingin kalian bertemu kali ini. Kau tidak keberatan, kan?"
Eun Hyo mendengus dalam hati. Dia sudah menyuruh penyanyinya masuk dan bertanya apa Eun Hyo keberatan atau tidak. Eun Hyo tidak tahu lagi itu harus digolongkan basa-basi yang kelewat basi atau otak pemimpin agensi ini kurang dipakai. Kalau Eun Hyo keberatan, dia harus meninggalkan ruangan sekarang juga. Begitu maksudnya? Huh! Eun Hyo memilih tidak menjawab dan menunggu siapa yang akan muncul dari balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Us Be Happy ; 우리가 ... 행복하자
Ficção GeralSeorang pemuda datang padanya dengan tangan penuh luka. Tanpa pernah membuat kesalahan, pemuda itu terus meminta maaf, membuat dirinya mulai penasaran. Pemuda itu telah mengusik hatinya. Seorang gadis masuk dengan tatapan kelam dan langkah seolah ta...