[12] Why Do You Have to Worry About Me? / 왜 나를 걱정해야 돼요?

194 31 12
                                    

Pagi-pagi sekali, bahkan matahari belum terbit, jalan pun masih gelap dan sepi, tapi Seong Joon sudah berada di depan rumah Eun Hyo. Pagar yang tertutup rapat itu sudah menjadi pemandangannya sejak setidaknya satu jam yang lalu. Tidak ada suara apa pun yang terdengar dari dalam rumah, mungkin Eun Hyo masih tertidur. Tapi Seong Joon bahkan tidak yakin gadis itu bisa tidur setelah kejadian kemarin.

Sebenarnya Seong Joon tidak yakin Eun Hyo akan keluar rumah hari ini. Walau akan pergi, mungkin tidak sepagi ini. Namun, berdiam diri saja di rumah setelah bangun membuatnya resah. Tadi malam saja dia susah tidur karena pikirannya hanya terfokus pada Eun Hyo, dan begitu membuka mata, kekhawatiran di hatinya langsung meledak-ledak, membuatnya tidak bisa menahan diri untuk memacu langkah cepat-cepat ke sini.

Dia hanya harus tahu Eun Hyo baik-baik saja. Dia hanya harus melihat rumah gadis itu dan sekitarnya aman, tidak didatangi orang-orang yang mungkin akan mengganggu Eun Hyo. Dia hanya harus mendengar ketenangan dari dalam rumah gadis itu, tanpa ada tangisan atau tindakan-tindakan yang bisa membahayakan diri sendiri.

Sampai beberapa jam setelahnya, rumah itu masih tertutup rapat. Tapi baru saja terdengar derit pagar dan Eun Hyo muncul dari dalamnya sambil menenteng tas yang biasa dibawa. Gadis itu terlihat rapi, sama seperti bagaimana dia akan pergi ke tempat kerjanya biasa.

"Kau mau ke mana?" tanya Seong Joon sambil mengadang Eun Hyo.

Kening Eun Hyo berkerut karena baru menyadari keberadaan Seong Joon. "Sepagi ini?"

Nada bicaranya terdengar terkejut sekaligus tidak peduli dalam waktu bersamaan, membuat Seong Joon kebingungan. Namun ketika Eun Hyo langsung melangkah tanpa menunggu jawabannya, Seong Joon sadar kalau maksud pertanyaan tadi mungkin semacam sindiran.

Seong Joon mengikuti Eun Hyo dari belakang tanpa bersuara, takut merusak suasana hati gadis itu. Walau sebenarnya dia ingin sekali bertanya apa perasaannya sudah membaik, apa tidurnya nyenyak atau setidaknya cukup, apa yang mengisi pikirannya saat ini. Dia harap bukan keinginan-keinginan buruk.

Sepanjang perjalanan, kejadian seperti kemarin masih terus terulang. Rasanya hampir semua orang yang dilalui Eun Hyo akan menatapnya terang-terangan lalu berbisik soal berita palsu itu. Reaksi gadis itu pun tetap sama, dia bahkan seolah tidak mendengar dan melihat apa pun di sekitarnya. Langkahnya masih mantap dan tegap. Wajahnya yang selalu datar dan dingin pun tidak berubah.

Namun Seong Joon tidak tahan melihatnya. Dia semakin geram dengan orang-orang yang hanya bisa mengatai padahal tidak tahu apa-apa. Punya hak apa mereka sampai bisa mengomentari Eun Hyo sedemikian rupa? Akhirnya dia mempercepat langkah dan kini menyamakan posisi dengan gadis itu.

Seperti dugaan, Eun Hyo tidak menoleh, juga tidak bereaksi. Namun orang-orang yang berlalu-lalang yang mulai berbisik-bisik dan melihat dengan tatapan aneh, seolah mereka pemandangan langka. Seong Joon tidak mengerti, tapi berusaha mengikuti Eun Hyo. Tidak peduli, atau sekarang pura-pura tidak peduli.

Bukankah dia baru saja digosipkan dengan bos agensi? Dan sekarang berjalan bersama pria lain? Luar biasa.

Pria setampan itu kenapa mau berjalan bersama gadis penggoda?

Dia bahkan tidak malu mempertegas bahwa dirinya penggoda di depan umum. Apa dipikirnya punya banyak lelaki itu prestasi?

Seleranya cukup beragam, yang satu tua tapi yang ini muda.

Jelas sekali, yang satu untuk menambah saldo tabungan, sedangkan yang ini untuk kepuasan jiwa.

Baru setelah mendengar ucapan-ucapan itu, Seong Joon mengerti arti tatapan aneh yang mulai diberikan orang-orang. Tapi bagaimana orang-orang bisa begitu kejam? Mereka tidak tahu apa pun, demi Tuhan! Mereka bahkan tidak tahu bagaimana Eun Hyo selalu tidak peduli walau dia berulang kali berusaha mendekatinya.

Let Us Be Happy ; 우리가 ... 행복하자Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang