Empat

49 19 14
                                    

Seperti biasa setelah libur telah usai, akhirnya cewek dengan rambut panjangnya itu mulai menjalani aktivitas seperti biasanya. Walau sedikit bermalas-malasan karena badan sedang tidak fit tapi ia harus tetap menjalaninya, daripada hanya di rumah sendirian ia lebih malas karena akhirnya akan berguling-guling tidak jelas.

Senja menyesal setelah acara kemarin karena tidak menuruti Rendra dan alhasil sekarang asam lambungnya menjadi naik, membuat dirinya merasa seperti ingin pingsan saja. Beruntungnya toko kue hari ini tidak terlalu ramai, jadi Senja bisa beristirahat sebentar.

Mungkin ini karma karena sudah menjahili Rendra, pikirnya.

Senja menenggelamkan kepalanya di ke dua lengannya sambil menikmati perutnya yang tidak enak sama sekali.

"Kenapa?" tanya seorang cowok dengan postur tubuhnya yang tinggi serta hidungnya yang mancung.

Cewek itu melirik sekilas. "Kak Denis ... biasalah, kak," ujarnya lesu.

Denis mengacak rambut Senja gemas. "Makanya jangan bandel kalau dibilangin sama suami," ledeknya.

"Ck! Calon kak, baru calon!"

"Berarti akan 'kan?"

"Taulah!"

"Dih ngegas, bukannya malah di Aamiinin."

Denis meraih kotak bekal Senja, membukanya, lalu tangannya beralih mengambil sepotong roti dengan selai Strawberry tak berselang lama roti itu sudah lenyap dalam mulutnya.

Senja membelalakan matanya. "Kak Denis, bekal aku!"

Tangan Senja beralih menggeplak kepala Denis hingga membuat Denis tersedak dan menatap Senja penuh kekesalan.

"Senja, kalau aku mati gara-gara kesedak roti gimana?" kesal Denis. Lalu dengan sigap ia meraih jus melon di hadapannya.

"Biar viral! Terus masuk medsos dengan berita seorang laki-laki mati karena tersedak roti dan jus melon!" sarkas Senja. Merasa hari ini benar-benar sial baginya.

Denis tertawa hambar. "Nggak lucu!"

"Bodo amat!" tanpa duga tangannya meraih jus melon yang sudah diminum Denis tadi.

"Senja," panggil Denis takut.

"Apa?!" tanya Senja sensi.

"Anu ... Itu anu." Denis menggarukkan tengkuknya yang tak gatal. Bingung untuk menjelaskan kepada singa betina yang tengah mengamuk itu.

"Apa sih, kak? Anu, anu nggak jelas deh!"

Denis menghembuskan napasnya kasar, bingung harus dari mana ia memulai. "Anu-"

"Please deh, kak. Jangan kebanyakan anu, aku jadi ambigu tau nggak."

Senja menatap kesal Denis, pasalnya cowok absurd ini tak juga menjelaskan.

"Kamu ... Kamu minum jus melon yang tadi aku minum," ucapnya pasrah. Ya, pasrah jika Senja akan lebih mengamuk dari sebelumnya. Cowok itu bergerak gelisah, takut-takut cewek itu akan lebih mengamuk. Parahnya lagi jika jemarinya mencakar wajah tampan milik Denis.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

Tak ada respon apapun dari cewek itu yang membuat Denis hampir bernapas lega sebelum suara melengking menghambur ke telinganya.

"What?!"

Kagetnya telat banget.

"Telat! Kamu itu kagetnya telat, Senja! Kalau tulalit jangan gini banget kenapa sih," ucap Denis greget. Merasa dongkol dengan sifat Senja yang kelewat telmi.

Untuk Jingga✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang