Sepuluh

18 3 0
                                    

"Dreons!" pekik Ifa ketika melihat adiknya hanya diam seribu bahasa, tak menanggapi bahkan tak memilih untuk beradu argumentasi.

Entah melamunkan apa, hingga Ifa dan es krim di depannya diabaikan begitu saja. Terselip niatan jahat dalam diri Ifa karena merasa gemas dengan lawan bicaranya ini yang hanya diam tak menanggapi.

"Kakak!" sungut Dreons kesal. "Kenapa aku dicubit, sih!" cowok bermata teduh itu mengusap lengannya yang memerah.

"Salah siapa diajak ngomong malah diem aja, mbok ya nyaut gitu."

Lagi, tak ada jawaban dari cowok itu. Dreons malah menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong.

"Dreons!" teriak Ifa jengkel membuat Dreons terlonjak kaget.

Prakk...

Dan tanpa sengaja ponsel itu terjun bebas begitu saja.

 Mengenaskan!

"Apaan sih, kak. Manggilnya biasa aja bisa?!" kesal Dreons lalu memungut ponselnya dan mengelusnya dengan sayang.

"Nggak!"

Dreons mengusap wajahnya kasar, merasa jengkel dengan kakaknya. Apakah perempuan di hadapannya ini sedang masa-masanya menstruasi?

"Astaghfirullah, kenapa sih, kak?" tanya Dreons gemas.

"Kenapa? Kamu tanya kenapa, Dre?" Ifa mengelus dadanya berharap setelah ini mendapat kesabaran ekstra. "Jadi, kakak dari tadi ngomong panjang-lebar, jelasin ini-itu kamu nggak dengerin, iya? Mikirin apa sih kamu, Dre ... hobinya sekarang kok ngelamun, nggak ada kerjaan lain selain ngelamun?"

Dreons meringis, kakaknya ini jika sudah marah perkataannya sudah melebihi kereta api yang melintas, panjang, lebar dan cepat sekali.

"120km/jam," ucap Dreons melihat jam tangannya, seakan itu adalah sebuah spedometer.

"Dreons!"

Lagi-lagi Ifa jengkel dibuatnya, membuat Dreons terbahak tanpa dosa.

"Ya lagian kenapa sih kakak marah-marah nggak jelas, kena stroke baru tau rasa."

Ifa berkacak pinggang, merasa gemas dengan adik satu-satunya ini. "Kamu doain kakakmu yang cantik ini kena stroke, iya?"

"Salah lagi." Dreons menepuk keningnya tak paham, kenapa cowok selalu serba salah?

Ifa mengeluarkan seringainya. "Aku aduin bunda soal semalam baru tau rasa!" tukasnya sarkas.

"Mau bikin aku mati sebelum waktunya?" tanya Dreons dengan tatapan horornya.

"Salah sendiri," jawab Ifa terlalu santai.

"Kalau ayah yang tau aku nggak peduli."

"Iyalah, kamu aja sering berantem sama ayah."

"Hukum alam, cowok emang serba salah di mata cewek dan akan selalu kalah debat sama cewek!" dengusnya kuat. "Mau kakak apa?"

Ifa terkekeh, "jadi, gimana ide kakak?"

"Ide yang mana?" tanya cowok itu kelewat polos.

Ifa memutar bola matanya malas. "Jadi, design ruangannya mau kakak ganti sama serial kartun Doraemon sama Disney gitu. Gimana, bagus 'kan?" tanyanya antusias.

"Nggak!" tolak Dreons mentah.

"Lho, kenapa? Bagus tau ini tuh, daripada yang sekarang pink doang cuma ada motif bunga-bunganya."

"Apa-apaan, yang jaga kedai aja cowok. Mending hero yang ada di mobile legend aja!" saran Dreons penuh minat.

Ifa menggeleng kuat, "nggak, di sini aja kebanyakan yang beli cewek dan anak-anak. Ya kali dilihatin gambar yang uh kaya gitu."

Untuk Jingga✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang