Cahaya pagi mulai menerangi kamar pengantin yang Irene dan Kyungsoo tempati melalui celah jendela. Irene mengucek matanya perlahan bayangan tubuh seseorang membuat Irene harus memfokuskan matanya melawan cahaya lebih ekstra lagi.
Otak Irene masih berusaha mengais-ngais segala ingatan sisa semalam.
Semalam...iya semalam..kedua mata Irene terbelalak, ia melihat pria yang kini harus ia sebut sebagai suami tengah tertidur dengan damai. Cepat-cepat Irene meraih kaca kecil di sebelah laci kasurnya berusaha melihat apakah ada belek atau pun iler—yang mungkin saja akan membuat Suaminya itu ilfeel. Sadar mukanya masih baik-baik saja Irene menghembuskan nafasnya dengan lega.
Disingkirkannya tangan Kyungsoo yang memeluk pinggang Irene dengan perlahan. Walau Kyungsoo sudah sah menjadi suaminya tapi gimana ya? Irene masih belum terbiasa mendapati sosok pria tidur satu ranjang dengannya. Jadi diotak Irene pagi itu ia mau buru-buru bangkit dan mandi saja. Sebisa mungkin Irene ingin meminimalisir rasa malu karena tidur bersisian dengan seorang pria untuk pertama kalinya. Apalagi ia dan Kyungsoo yang awalnya berniat untuk langsung beristirahat, pada akhirnya tetap saja terbawa suasana dan melakukan ritual suami-istri pada umumnya. Jadi gak aneh kan kalau Irene sekarang merasa sedikit malu dan canggung?
Belum usai Irene mengambil daster yang tergeletak di lantai suara yang tengah ia hindari malah memanggil dirinya.
"Mbak Rene." Panggil Kyungsoo parau.
Meski tengah dilanda malu, mendengar cara Kyungsoo memanggilnya, Irene seketika merasa sebal. Pasalnya semalam mereka sudah sepakat Kyungsoo tidak akan memanggilnya dengan embel-embel 'Mbak' lagi.
"Mbak Rene mau kemana?" Kini Kyungsoo sudah sepenuhnya memandang punggung mulus istrinya itu. Pipi Kyungsoo jadi otomatis bersemu merah, lantaran ia masih mengingat bagaimana dirinya begitu menyukai punggung mulus Irene semalam, kacaunya Kyungsoo sadar dirinya gak hanya suka punggung mulus Irene, namun semua hal yang melekat di tubuh istrinya itu.
Irene tetap melanjutkan aktivitas memakai dasternya, baru setelahnya menatap Kyungsoo yang terlihat seperti anak kecil. "Seriously suami? Kamu masih manggil aku pakai embel-embel 'Mbak'?"
Kyungsoo tersenyum kecil sembari menggaruk tengkuknya canggung, "Maaf saya masih belum terbiasa."
Sirna sudah rasa malu-malu Irene, kini cewek itu malah mendekati wajah Kyungsoo dan menatapnya tepat di manik mata suaminya itu. "Kalau gitu biasain. Coba sebut I.R.E.N.E Irene."
"Irene." Ucap Kyungsoo pelan.
Irene tersenyum senang. Ia kecup bibir berbentuk hati milik suaminya itu secara tiba-tiba. "Nah gitu dong. Yaudah aku mau mandi dulu, baru aku bikinin sarapan ya Suami."
Kyungsoo mengerjap sedikit kaget. Padahal semalam, Irene begitu menggemaskan karena kepolosan cewek itu yang benar-benar awam soal 'kegiatan' yang mereka lakukan. Ya Kyungsoo juga awam sih tapi namanya cowok apalagi dirinya dokter yakali gak belajar kan hehe. Nah sekarang istrinya itu malah dengan begitu berani mendekatkan wajahnya kearah Kyungsoo dan mengecup bibir Kyungsoo secara mendadak. Bahkan kini Irene sudah bersenandung santai menuju kamar mandi di kamar pengantin mereka.
Kyungsoo hanya geleng-geleng kepala. Merenggangkan tubuhnya dan mulai mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Tidak lupa Kyungsoo juga turut merapihkan kasur yang ia tiduri semalam.
💐💐💐
"Duh pengantin baru seger banget." Seloroh Jisoo.
"Seger apanya sih Chu, liat dong ada mata pandanya gitu, pasti begadang tuh semaleman hahaha." Ledek Jackson menimpali. Bahkan kini dirinya sudah ber-toss ria dengan Jisoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
S U A M I
Hayran KurguThere is no happily ever after. Yet, You could find a little happiness between the before ever after. Irene tahu keputusannya menerima perjodohan dengan Kyungsoo tidak akan berjalan semulus jalan tol cipali. Irene itu lebih tua, bawel, cerewet apala...