DUA BELSA

15 40 0
                                    

Biasakan vote sebelum baca
.

Disudut yang terdalam, dilembah yang kelam, tersembunyi kesakitan yang mendalam. Sesak itu bagai belati yang menikam jantung, membunuh perlahan dengan ingatan, walau tampak tegar dan kokoh diluar, tapi dalamnya begitu rapuh bahkan mulai meluruh.


------


Berjalan mengendap endap. Memasuki sebuah ruangan bernuansa biru langit yang terlihat rapi. Sekarang pukul 07, 00 malam. Biasanya Elsa sedang pergi ke ruang belajar, kesempatan baik untuk Elya masuk kekamar ini, lalu mengambil buku yang selalu menjadi teman adiknya itu.

'ini dia!"batin Elya

Matanya ia edarkan, takut takut keberadaannya diketahui. Tapi sepertinya semuanya tampak sepi, jadi ini adalah kesempatan baiknya untuk memulai. Ia mulai membuka halaman demi halaman, tulisan rapi yang tertera disana. Hingga mata Elya terkunci pada sebuah puisi yang berjudul

TOPENG

Jangan paksa tersenyum dan bertingkah seperti tak ada apa apa.
Karna nyatanya hati tetap terkoyak.
Hingga sebuah topeng terpaksa melekat.
Membuatku biasa Atas kepura puraan rasa.

Tapi semuanya nampak berubah
Senyumku berubah menjadi Sinisku
Ceriaku berubah jadi datarku
Siapa yang bersalah?
Aku kah?, atau dia yang membuatku memakai  topeng ini?
Hingga akhirnya melekat dan sulit untuk dilepas

Topeng itu begitu kuat mencengkram
Hingga perlahan lahan retak dan menghimpit
Menyisakan ku dengan kehancurah yang akan terus aku ratapi
Atau aku akan menerjunkan diri
bertemu dengan azal yang seharusnya belum terjadi
Akibat tak tahan merasa sakit atas kenyataan yang mengiris hati
Akibat rasa benci karna terhianati

Elya sudah mulai terisak. Sakit?, tentu ia merasakan, atas apa yang Elsa rasakan. Elsa ternyata memiliki topeng, dia memakai topeng agar terlihat tegar dibalik kerapuhan yang selama ini ia rasakan.

terdengar langkah berjalan kekamar itu. Apa mungkin Elsa datang?. Tidak, Elsa tidak boleh melihat Elya ada di sini, ia bisa marah besar.

Elya memasukan kembali buku itu kedalam laci, lalu segera keluar dari kamar itu.

BRUKKKK...

"Aduh," Elya mengerang kesakitan.

"Jalan pake kaki, liat pake mata," ucapnya santai. Setelah mengucapkan itu Elsa segera berjalan kekamarnya. hingga tiba tiba langkahnya terhenti karna sebuah teriakan.

"Elsa, kakak mau kamu lepasin topeng itu!"

Elsa berbalik, menatap Elya tidak mengerti."Topeng apa?"

"Sa, jadi diri kamu sendiri, jangan biarin dia semakin melekat dalam diri kamu," ucap Elya yang kembali berkaca kaca.

"Maksud lo apa?"

"Elsa kakak mohon maafin kakak, maafin masa lalu kita, kita ulang dari awal."

Elsa mengkerutkan keningnya, tau dari mana Elya tentang topeng "Lo... tau dari mana tentang topeng?" 'DEG' apa yang harus Elya jawab.

"Eee...itu.. anu ..anu."

"Ck ambigu," ucapnya lalu segera melesat pergi kedalam kamar.

Elsa menutup pintu kasar, lalu menghempaskan tubuhnya kekasur, ia lelah atas apa yang ia rasakan sekarang.

FrazelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang