DUA PULUH TIGA

15 14 0
                                    

Jangan lupa vote dan comennya oke
.
Jangan paksa aku mengakuinya, karna aku tak melakukannya. Jangan paksa aku mengemukakannya, karna itu akan memalukan bagi dirinya
----

"Issh.. bentar deh, gue lagi merangkai kata ni" laki laki itu menaruh telunjuknya sambil mengetuk etuk dahinya. Elsa hanya menatapnya jengah.

Sudah hampir lima menit dia menunggu Afraz berbicara, tapi keadaannya masih sama, dan hal itu membuat Elsa jengkel setengah mati.

"Ck lama" Elsa mulai berjalan lagi

"Ee--eh Elsa mau kemana?" Cegah Afraz

"Lo lama, gue bosen"

"Oke oke gue tanya ini aja deh" Elsa menaikan Alisnya, siap mendengarkan ocehan Afraz yang pastinya tidak jelas.

"Kenapa telepon gue gak pernah di jawab. Chat gue gak pernah dibales. Gue lambai in tangan kearah kamar lo, lo gak lambain balik. Gue jadi spiderman manjat tiang rumah lo, lo gak nongol nongol. Apa coba salah gue, hiks hiks huaaaa" Afraz menangis dibuat buat, sok tersakiti, huekk pengen muntah disini rasanya Elsa.

Elsa tertawa sinis"Gini deh ya, lo ngapain chat gue?, apa pentingnya gue angkat telephon lo?, dan ngapain lo manjat dinding gue, emang lo bisa?" kata Elsa sambil tersenyum meremehkan

Afraz tersenyum picik"wah wah wah... kode keras nih" Afraz menaik turunkan alisnya menggoda Elsa.

Seketika Elsa membulatkan matanya
"Maksud lo apa?, dasar gak jelas" Elsa berjalan kembali. Sungguh detak jantungnya sudah menggila sekarang, jangan bilang jantungnya akan keluar?, ah Elsa suka aneh kadang kadang

"Elsa tung__"

"Afraz!!"

"Eh iya bu, ada apa?" Ya yang memanggilnya tadi buk Ica guru IPS mereka.

"Bawain buku saya kekelas kamu!!"

"Oh siap bu"Afraz mengambil buku yang dibawa buk Ica. Dalam hati ia merutuki buk Ica karna telah menggagalkan rencananya mengejar Elsa

    
    🌟🌟🌟🌟

"Halo yah, ada apa?" Tanya Elsa malas

"Halo sa, lagi apa sayang" tanya Ayah Elsa basa basi, sedangkan Elsa hanya menatap hp nya Jengah. Jika begini pasti ada maunya itulah yang sekarang ada difikiran Elsa.

"Langsung ke intinya aja"

"Oke oke. Ayah cuma mau kamu pergi ke rumah Randy, pulang sekolah yah!"

"Kenapa? Elsa lagi capek"

"Elsa, Randy sedang sakit sekarang, kamu gak mau jenguk dia apa?"

"Sakit? Perasaan kemarin baik baik aja"

"Katanya sih dia kena gejala maag gitu"

"Yaudah kalo gitu. Eh tapi alamat rumah nya mana?"

"Di jalan Arwana no 3, RT 2, yasudah Ayah matiin yah?"

"Hm_?" sambungan sudah terputus.seketika mata Elsa melotot, alamat itu, bukankah itu alamat Radit yah?, iya benar, Elsa masih ingat jelas Alamat itu.

    🌟🌟🌟🌟

"Mah mamah lagi apa?" Tanya Randy yang melihat mamahnya menelphon dengan serius

"Telephon pak Mardana, suruh Elsa rawat kamu disini"

FrazelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang